ISTANBUL, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat bencana gempa bumi yang melanda Turkiye dan Suriah meningkat menjadi lebih dari 15.000 jiwa.
Hingga saat ini, ada lebih banyak mayat ditarik dari puing-puing rumah yang runtuh di zona bencana, kata badan manajemen bencana Turkiye, Kamis (9/2/2023).
Badan itu mengatakan 12.391 orang telah dipastikan tewas di Turki setelah gempa Senin (6/2/2023) dini hari dan serangkaian gempa susulan, yang meruntuhkan ribuan bangunan di tenggara Turkiye.
Baca juga: Muncul Teori Konspirasi AS Sengaja Ciptakan Gempa Turkiye Pakai Teknologi HAARP
Di sisi lain perbatasan di Suriah, 2.902 orang lainnya dilaporkan tewas.
Dilansir dari Associated Press, petugas penyelamat terus menarik orang yang masih hidup dari rumah yang rusak.
Harapan akan warga yang selamat mulai memudar di tengah suhu beku lebih dari tiga hari penuh sejak gempa melanda.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (8/2/2023) mengakui adanya kekurangan dalam tanggapan negaranya terhadap gempa paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade itu.
Harapan bahwa akan ada lebih banyak korban selamat akan muncul dari puing-puing ribuan bangunan yang roboh pun kian menyusut.
Dengan jumlah korban tewas yang dikonfirmasi saat itu mendekati 12.000, Erdogan mengunjungi provinsi Hatay yang paling terpukul, di mana lebih dari 3.300 orang tewas dan seluruh lingkungan hancur.
Warga di sana mengkritik upaya pemerintah, mengatakan penyelamatan amat lambat
Baca juga: Twitter Down di Turkiye Setelah Warga Protes Lambatnya Bantuan Gempa
Erdogan, yang menghadapi perjuangan keras untuk terpilih kembali pada Mei, bereaksi terhadap rasa frustrasi yang meningkat.
Dia mengakui adanya masalah dengan tanggap darurat gempa magnitudo 7,8 itu.
Gempa juga menghancurkan landasan pacu di bandara Hatay, yang semakin mengganggu respons tanggap darurat.
Baca juga: Erdogan Kunjungi Turkiye Selatan, Pantau Kondisi Gempa
“Tidak mungkin bersiap menghadapi bencana seperti itu,” kata Erdogan.
“Kami tidak akan meninggalkan warga negara kami tanpa perawatan,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.