ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Turkiye selatan pada Rabu (8/2/2023) untuk melihat secara langsung kehancuran pasca-gempa bumi besar Senin (6/2/2023).
Kunjungan terjadi di tengah kemarahan di kalangan masyarakat setempat atas apa yang mereka katakan sebagai respons pemerintah yang lambat terhadap upaya penyelamatan dan pertolongan bencana.
Jumlah korban Turkiye dan Suriah yang tewas saat ini meningkat menjadi lebih dari 11.000 orang.
Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, Korban Tewas Jadi 11.236 Jiwa, 2 di Antaranya WNI
Penghitungan diperkirakan akan meningkat karena ratusan bangunan yang runtuh di banyak kota telah menjadi kuburan bagi orang-orang yang tertidur di rumah saat gempa melanda di pagi hari.
Di kota Antakya, Turkiye, puluhan jenazah, beberapa diselimuti selimut dan seprai dan lainnya di kantong jenazah, dibariskan di tanah di luar rumah sakit.
"Istri saya tidak bisa berbahasa Turkiye, dan saya tidak bisa melihat dengan baik," kata seorang pria, yang tidak menyebutkan namanya, seperti dilansir dari Reuters.
"Kami harus memeriksa semua wajah. Kami butuh bantuan," tambahnya.
Keluarga di Turkiye selatan dan di Suriah menghabiskan malam kedua dalam cuaca dingin yang membekukan saat tim penyelamat yang kewalahan mencoba menarik orang dari reruntuhan.
Banyak orang di zona bencana Turkiye telah tidur di mobil mereka atau di jalan-jalan di bawah selimut.
Mereka takut kembali ke gedung-gedung yang diguncang oleh gempa magnitudo 7,8 yang paling mematikan di Turkiye sejak 1999.
Baca juga: Korban Gempa Turkiye dan Suriah Melewati 9.500, Terbesar dalam Satu Dekade
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.