Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Khawatir Perang dan Konflik di Dunia Kian Meluas

Kompas.com - 08/02/2023, 22:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

BRUSSEL, KOMPAS.com - Sekjen PBB pada Senin (6/2/2023) memperingatkan bahwa dunia sedang menghadapi tantangan baru.

Dia juga menyatakan ketakutan akan perang yang lebih luas menjelang peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina.

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan perang di Ukraina menyebabkan malapetaka iklim yang tak terkendali, ancaman nuklir yang meningkat dan jurang yang melebar antara yang kaya dan yang miskin di dunia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-348 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Ditantang Ikut Bertempur, PBB Cemas Perang Meluas

“Ada pula perpecahan geopolitik yang epik, merusak solidaritas dan kepercayaan global," katanya, seperti dilansir dari Associated Press.

Dalam pidatonya, Guterres mendesak 193 negara anggota Majelis Umum mengubah pola pikir mereka tentang pengambilan keputusan dari pemikiran jangka pendek.

Dia mengatakan peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun ini harus berfungsi sebagai pengingat bahwa dasar dari hak semua orang yang tidak dapat dicabut adalah kebebasan, keadilan dan perdamaian.

Guterres mengatakan transformasi yang dibutuhkan hari ini harus dimulai dengan perdamaian.

Hal ini bisa dimulai di Ukraina.

"Sayangnya, prospek perdamaian terus berkurang. Peluang eskalasi lebih lanjut dan pertumpahan darah terus meningkat," katanya.

“Saya khawatir dunia tidak berjalan dengan tidak sadar menuju perang yang lebih luas. Itu dilakukan dengan mata terbuka lebar," tambahnya.

Baca juga: Dubes AS untuk PBB Puji Kontribusi Indonesia bagi Perempuan Afghanistan

Dunia, juga disebut harus bekerja lebih keras untuk perdamaian, kata Guterres, tidak hanya di Ukraina tetapi dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.

"Solusi dua negara semakin jauh dari hari ke hari,” katanya. "Di Afghanistan, hak-hak perempuan dan anak diinjak-injak dan serangan teroris mematikan terus berlanjut. Di wilayah Sahel Afrika, keamanan memburuk pada tingkat yang mengkhawatirkan."

Dia juga menyerukan peningkatan upaya perdamaian di Myanmar yang diperintah militer yang menghadapi kekerasan dan penindasan baru, juga di Haiti di mana geng-geng menyandera negara.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-327 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa-Belarus Latihan Militer | PBB Duga Kejahatan Perang di Dnipro

"Tak hanya itu, perdamaian juga harus dilakukan di tempat lain di seluruh dunia, di mana dua miliar orang yang tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik dan krisis kemanusiaan,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com