Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Gempa Suriah: Kami Tidak Bisa Gerak karena Saking Kuatnya Gempa

Kompas.com - 07/02/2023, 22:58 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber daya yang berharga

Dokter Osama Salloum bekerja untuk Yayasan Masyarakat Medis Amerika Suriah (SAMS) yang mendukung sejumlah rumah sakit di wilayah barat laut yang dikuasai oposisi.

"Saya berada di rumah sakit SAMS di Atareb beberapa jam setelah gempa," katanya.

"Ketika saya meninggalkan rumah sakit ada sekitar 53 kematian. Saya tidak bisa menghitung jumlah yang terluka."

Dia mengatakan, lebih dari 120 orang kini telah meninggal di rumah sakit itu saja.

Salloum mengatakan rumah sakit hanya punya sedikit sumber daya untuk menghadapi bencana semacam itu.

"Sebagian besar orang yang diselamatkan dari puing-puing mengalami luka dalam yang membutuhkan perawatan khusus dan peralatan canggih," katanya, seraya menambahkan bahwa rumah sakit Atareb hanya memiliki satu mesin pemindai CT yang sudah tua.

Sebagian besar bantuan masuk melalui Turkiye dan harus melalui pemeriksaan perbatasan yang ketat.

Turkiye sendiri juga menghadapi krisis kemanusiaan yang besar akibat gempa ini, sehingga tidak jelas pasokan apa yang akan mencapai daerah-daerah yang dikuasai oleh oposisi di Suriah.

"Jika kami kehabisan persediaan medis kami saat ini, kami akan menderita," kata Dr Salloum.

Lumpuh karena syok

Gempa juga melanda daerah-daerah yang berada di bawah kendali pemerintah di wilayah utara Suriah.

Aya, yang hanya bersedia membagikan nama depannya, sedang mengunjungi keluarganya di Latakia ketika gempa mengguncang.

Koki berusia 26 tahun itu sedang tidur bersama ibu dan tiga saudara kandungnya saat listrik padam.

Wilayah yang dikuasai oleh pemerintah Suriah, Latakia, juga terdampak buruk oleh gempa.REUTERS/SANA via BBC INDONESIA Wilayah yang dikuasai oleh pemerintah Suriah, Latakia, juga terdampak buruk oleh gempa.
"Saya bangun dari tempat tidur tetapi tidak yakin apa yang membuat saya terbangun," kata Aya.

"Saya tidak mengerti apa yang terjadi sampai saya mengetahui anggota keluarga saya yang lain juga terbangun."

Rumah keluarganya berada di jalan utama dan memiliki jendela kaca.

"Kami tidak bisa bergerak karena saking kuat gempa itu," katanya. "Kami tetap berpegangan di tempat."

Baca juga: Kisah Nestapa Gempa Suriah, Bayi Selamat tapi Ibu dan Saudaranya Tewas

Ibu Aya mengidap penyakit Parkinson. Gempa itu membuatnya ketakutan dan panik.

"Saya kaget dan tidak bisa bergerak," kata Aya. "Saya terus melihat bagaimana dinding berguncang dan bergerak bolak-balik."

"Saya tidak bisa menjelaskan kepada Anda, betapa gilanya situasi saat itu."

Haneen, seorang arsitek berusia 26 tahun, juga tinggal di Latakia. Dia bercerita bahwa pemuda di sekitar tempat tinggalnya mendirikan tenda untuk tempat orang-orang berlindung dari hujan.

Tenda biasanya digunakan untuk menampung pelayat selama pemakaman. Bagi Haneen, itu membuatnya merasa suram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com