Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Akan Terbangkan Roket ke Matahari untuk Penelitian

Kompas.com - 04/02/2023, 13:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - India akan meluncurkan misi Aditya L-1 pada Juni atau Juli 2023 untuk mengamati Matahari, setelah berulang kali tertunda karena pandemi Covid-19.

Institut Astrofisika India pada Kamis (2/2/2023) menyerahkan muatan utamanya ke Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) untuk diintegrasikan dengan muatan lain di atas satelit.

Satelit itu akan dibawa oleh roket India bernama Kendaraan Peluncur Satelit Polar, kata ketua ISRO S Somanath dalam upacara pada Kamis.

Baca juga: NASA Bagikan Foto Matahari Sedang Tersenyum, Seperti di Teletubbies

“ISRO bertujuan untuk memainkan peran penting dalam eksperimen sains masa depan di luar angkasa dan ekosistem perlu dibuat untuk itu, termasuk peta jalan (roadmap),” katanya, dikutip dari Indian Express pada Jumat (3/2/2023).

Muatan yang diserahkan pada Kamis disebut Visible Emission Line Coronograph (VELC).

VELC yang berbobot 90 kg akan menjadi muatan utama di antara tujuh muatan yang dirancang mempelajari berbagai aspek Matahari seperti atmosfer, percepatan angin Matahari, dan asal lontaran massa koronal.

Untuk mendapatkan pandangan Matahari yang tidak terhalang dan terus menerus, satelit akan menuju titik L1 atau Lagrange antara Matahari dan Bumi.

Titik Lagrange yang berjumlah lima disebut sebagai tempat parkir ruang angkasa, karena tarikan gravitasi Matahari dan Bumi sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk mempertahankannya di orbit.

Jadi, sebuah satelit dapat tetap berada di titik Lagrange di antara dua benda langit mana pun tanpa menghabiskan bahan bakar.

Baca juga: Saat Matahari Tegak Lurus di Atas Kabah dan Tak Ada Bayangan di Tiap Sisinya...

VELC, yang dikonseptualisasikan dan dirancang dalam 15 tahun, dapat membantu memecahkan salah satu teka-teki utama astrofisika Matahari, yakni mengapa atmosfer Matahari yang disebut korona sejuta derajat panasnya padahal permukaannya hanya lebih dari 5.700 derajat Celsius?

Untuk menjawabnya, para ilmuwan harus mengamati korona langsung dari bagian paling bawah ke atas, yang sulit dilakukan karena cahaya terang yang memancar dari permukaan Matahari.

VELC dapat mencitrakan korona Matahari hingga 1,05 kali radius Matahari, yang merupakan citra terdekat dari muatan semacam itu.

VELC juga dapat mengambil pengamatan ini kira-kira tiga kali setiap detik dan dengan resolusi tinggi 2,5 detik busur per piksel.

“Tidak ada koronagraf Matahari lain di luar angkasa yang memiliki kemampuan mencitrakan korona Matahari sedekat mungkin dengan piringan Matahari seperti yang dapat dilakukan VELC," kata Prof Raghavendra selaku peneliti utama VELC.

"Ia dapat mencitrakannya sedekat 1,05 kali radius Matahari, juga dapat melakukan pencitraan, spektroskopi, dan polarimetri pada saat yang sama, dan dapat melakukan pengamatan pada resolusi (tingkat detail) yang sangat tinggi dan berkali-kali dalam satu detik.”

Baca juga: Matahari Buatan Inggris Cetak Rekor Baru, Menyala 5 Detik Setara Daya 10.000 Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com