Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbulan-bulan Mengambang di Laut, Kapal Induk Brasil Akhirnya Ditenggelamkan

Kompas.com - 04/02/2023, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BRASILIA, KOMPAS.comBrasil menenggelamkan kapal induk nonaktifnya, Sao Paulo, di lepas pantai Brasil di Samudera Atlantik, Jumat (3/1/2023).

Penenggelaman kapal induk tua tersebut tetap dilakukan meski ditentang sejumlah kelompok lingkungan karena Sao Paulo penuh dengan bahan beracun.

Angkatan Laut Brasil menyampaikan, penenggelaman kapal induk tersebut dilakukan pada sore hari di perairan dengan perkiraan kedalaman 5.000 meter.

Baca juga: China Bangun Kapal Induk Tanpa Awak, Diklaim Pertama di Dunia

Sao Paulo merupakan kapal induk yang sebelumnya milik Perancis dan sudah berusia sekitar 60 tahun, sebagaimana dilansir AFP.

Pengumuman penenggelaman kapal induk Sao Paulo disampaikan pada Kamis (2/2/2023) setelah mengambang di lepas pantai selama beberapa bulan karena tidak ada pelabuhan yang menampungnya.

Para pejabat pertahanan Brasil menuturkan, penenggelaman kapal induk Sao Paulo dilakukan di area teraman.

Akan tetapi, para pencinta lingkungan tetap menyerang keputusan tersebut. Mereka mengeklaim, kapal induk itu mengandung berton-ton asbes, logam berat, dan bahan beracun lainnya yang dapat larut ke dalam air dan mencemari rantai makanan laut.

Baca juga: Kapal Induk China Berlayar ke Pasifik Barat, Bertepatan Jepang Umumkan Pembangunan Militer Besar-besaran

Kelompok lingkungan Basel Action Network (BAN) telah meminta Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva untuk segera menghentikan rencana “berbahaya” tersebut.

Lula baru mulai menjabat awal tahun ini dan bersumpah untuk melawan kerusakan lingkungan yang melonjak di bawah pendahulunya, mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Sao Paulo dibangun pada akhir 1950-an di Perancis. Saat dimiliki Angkatan Laut Perancis, kapal tersebut bernama Foch.

Foch ikut serta dalam uji coba nuklir pertama Perancis di Pasifik pada 1960-an. Kapal induk ini ditempatkan di beberapa wilayah seperti di Afrika, Timur Tengah, dan bekas Yugoslavia sejak 1970-an hingga 1990-an.

Baca juga: AS Siap Kerahkan Kapal Induk jika Korea Utara Gelar Uji Coba Bom Nuklir

Brasil membeli kapal induk dengan panjang 266 meter tersebut seharga 12 juta dollar AS pada 2000.

Pada 2005, insiden kebakaran terjadi di geladak kapal. Insiden tersebut membuat performa kapal induk tua tersebut semakin menurun.

Tahun lalu, Brasil memberi wewenang kepada perusahaan Turkiye Sok Denizcilik untuk membongkar Sao Paulo untuk dijadikan besi tua.

Namun pada Agustus 2022, saat kapal tunda atau tugboat akan menariknya ke Laut Mediterania, otoritas lingkungan Turkiye menentang rencana tersebut.

Brasil kemudian membawa kapal induk Sao Paulo kembali, tetapi tidak mengizinkannya masuk ke pelabuhan dengan alasan berisiko tingg" terhadap lingkungan.

Baca juga: Protes Pengerahan Kapal Induk AS, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Lagi ke Arah Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com