Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Mantan Presiden Perancis, Putin Sangat Rasional

Kompas.com - 01/02/2023, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Politico

PARIS, KOMPAS.com – Mantan Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin sangatlah rasional.

Hal tersebut disampaikan Hollande dalam sebuah wawancara dengan Politico di kantornya di Paris.

Hollande menyampaikan, Putin bertaruh bahwa Barat akan bosan mendukung Ukraina dan ahirnya menyetujui diakhiri konflik dengan dengan negosiasi yang menguntungkan Rusia.

Baca juga: PM Israel Netanyahu Akan Pertimbangkan Jadi Mediator Perang Rusia Ukraina Jika Diminta

Hollande, yang menjabat sebagai Presiden Prancis sejak 2012 hingga 2017, memiliki banyak pengalaman langsung dengan Putin.

Dia pernah memimpin negosiasi dengan Putin, melibatkan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam forum diplomatik format Normandia pada 2014 setelah Moskwa menganeksasi Crimea dan mendukung separatis pro-Rusia di wilayah Donbass.

Akan tetapi, upaya negosiasi format Normandia tersebut gagal membuahkan hasil. Kata Hollande, hal itu menunjukkan bahwa Putin adalah pemimpin yang hanya mengerti soal kekuatan.

Hollande juga meragukan upaya pembicaraan selanjutnya dalam konflik saat ini, termasuk upaya yang kini dipimpin Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Baca juga: Boris Johnson Bertemu Partai Republik AS, Bahas Bantuan Ukraina

“Dia (Putin) adalah orang yang sangat rasional,” kata Hollande ketika ditanya apakah Putin dapat memperluas konflik di luar Ukraina.

“Dia punya alasannya sendiri dan dalam kerangka itu, dia siap menggunakan kekerasan. Dia hanya bisa memahami dinamika (kekuatan) yang bisa kita atur untuk melawannya,” sambung Hollande.

Saat invasi Rusia ke Ukraina hampir menginjak satu tahun, Hollande menambahkan bahwa Putin akan berusaha mengkonsolidasikan keuntungannya untuk menstabilkan konflik.

“Berharap opini publik akan lelah dan bahwa orang Eropa akan takut akan eskalasi untuk memunculkan prospek negosiasi pada tahap itu,” ujar Hollande.

Baca juga: Kremlin Sebut Boris Johnson Bohong soal Ancaman Rudal Putin

Hollande menuturkan, tugas mediasi saat ini kemungkinan akan jatuh ke tangan Turkiye atau China, bukan ke Perancis atau Jerman.

Banyak orang frustrasi karena Perancis dan Jerman dianggap kurang tegas. Harapan kemudian bergeser ke arah Eropa timur seperti Polandia dan beberapa negara lainnya yang secara terang-terangan mendukung Ukraina.

Akan tetapi, Hollande menyampaikan bahwa negara-negara Eropa utara dan timur tersebut ikut campur karena ada AS di belakang mereka.

“Negara-negara ini, terutama Baltik, Skandinavia, pada dasarnya terikat dengan AS. Mereka melihat perlindungan Amerika sebagai tameng,” ucap Hollande.

Baca juga: Boris Johnson: Putin Pernah Ancam Akan Luncurkan Rudal ke Arah Saya

Hollande berucap, hingga sekarang Presiden AS telah menunjukkan solidaritas yang patut dicontoh dalam menjalankan perannya di aliansi transatlantik dengan sempurna.

Akan tetapi, dia menggaris bawahi bila di AS berganti presiden dan Kongres AS berubah pandangan, sikap “Negeri Paman Sam” terhadap perang yang berkecamuk di Ukraina kemungkinan akan berubah juga.

“Kita harus meyakinkan mitra kita bahwa Uni Eropa adalah tentang prinsip dan nilai politik. Kita tidak boleh menyimpang dari itu, tetapi kemitraan juga dapat menawarkan jaminan keamanan yang berharga dan solid, ”ucap Hollande.

Baca juga: Helikopter yang Biasa Angkut Putin Kecelakaan di Moskwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com