Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Bayi, Keluarga di Korea Selatan Dapat Tunjuangan Rp11,15 Juta Per Bulan

Kompas.com - 28/01/2023, 12:00 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com – Bila Bulgaria menggunakan iming-iming cuti melahirkan sangat panjang, Korea Selatan memiliki solusi pemberian uang untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah.

Mulai tahun ini, setiap keluarga di “Negeri Gingseng” yang memiliki anak baru lahir memenuhi syarat untuk menerima tunjangan bulanan sekitar Rp11,15 juta.

Alasan dari pembayaran besar-besaran itu sederhana.

Baca juga: Sosiolog: Indonesia Bisa Saja Alami Resesi Seks Kelak seperti China dan Jepang, Ini Alasannya

Dalam dua tahun, satu dari lima warga Korea Selatan diperkirakan akan berusia di atas 65 tahun, menurut lembaga statistik nasional negara tersebut.

Seperti banyak negara lainnya, Korea Selatan menghadapi kesulitan dalam memastikan sistem kesehatan dan kesejahteraan sosialnya siap menampung populasi menua.

Masalah ini menjadi semakin besar ketika tingkat kelahiran Korea Selatan menurun hingga menjadi terendah sedunia pada 2022.

Maka, Pemerintah Korea Selatan mencoba mengatasinya dengan melipatgandakan “pembayaran bayi” hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

Pembayaran ini berlaku untuk setahun penuh, dan ketika anak itu berusia satu tahun, jumlah uang itu dipotong setengah.

Baca juga:

Proses tersebut berjalan untuk tahun-tahun berikutnya.

Pembuat kebijakan berharap skema pembayaran ini akan berdampak signifikan bagi permasalahan demografis yang dihadapi Korea Selatan.

“Hanya dalam 20 tahun, diprediksi bahwa Korea Selatan akan menyusul Jepang sebagai negara (dengan populasi) tertua di dunia,” kata Lee Sang-rim, seorang peneliti di Institut Korea untuk Urusan Kesehatan dan Sosial kepada BBC Korea pada 2022.

Artikel selengkapnya berjudul "Lima hal yang dilakukan sejumlah negara agar warganya mau punya anak dan merawat manula"  dapat dibaca di BBC Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com