Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2023, 20:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com – Setelah China, kini giliran Jepang yang menyatakan kekhawatiran tentang penurunan populasi penduduk.

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida pada Senin (23/1/2023) berjanji untuk mengambil langkah-langkah mendesak guna mengatasi angka kelahiran yang menurun di “Negeri Samurai”.

Dia menegaskan langkah-langkah untuk mempertahankan salah satu masyarakat tertua di dunia agar tetap eksis itu harus dilakukan sekarang atau tidak sama sekali.

Baca juga: Populasi China Merosot, Akankah Jumlah Penduduk Bumi Kena Dampak?

"Bangsa kita berada di titik puncak apakah dapat mempertahankan fungsi sosialnya," kata PM Jepang Kishida dalam pidato kebijakan pada pembukaan sesi parlemen tahun ini, dikutip dari Reuters.

Berdasarkan data Pemerintah yang dikeluarkan pada 3 Juni 2022, Jepang mencatat rekor jumlah kelahiran terendah pada 2021 yang mendorong penurunan alami terbesar dalam populasi.

Ada 811.604 kelahiran pada 2021. Ini merupakan angka kelahiran paling sedikit yang terjadi sejak tahun 1899, menurut data Kementerian Kesehatan Jepang.

Sementara itu, jumlah kematian di Jepang naik menjadi 1.439.809, menyebabkan penurunan populasi keseluruhan sebanyak 628.205 jiwa.

"Sekarang atau tidak sama sekali ketika menyangkut kebijakan tentang kelahiran dan membesarkan anak. Ini adalah masalah yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi," ucap Kishida.

Baca juga: Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?

Dia akan mengajukan rencana untuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak pada bulan Juni.

Dia menekankan bahwa badan pemerintah baru Jepang di bawah kepemimpinannya akan membentuk badan pemerintah Anak dan Keluarga pada April untuk mengatasi masalah tersebut.

Jepang sendiri tercatat sebagai negara termahal ketiga di dunia untuk membesarkan anak. Ini merujuk pada data dari YuWa Population Research.

Jepang berada di belakang China dan Korea Selatan, negara-negara yang juga mengalami penyusutan populasi dalam tanda-tanda yang mengkhawatirkan ekonomi global.

Pekan lalu, Otoritas China juga telah melaporkan bahwa populasinya turun pada 2022 untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.

Menurut data yang diterbitkan Selasa oleh Biro Statistik Nasional China, populasi China daratan adalah 1,411 miliar orang pada akhir tahun 2022, turun 850.000 dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Penyebab Populasi China Turun untuk Kali Pertama Setelah 60 Tahun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com