LUMAJANG, KOMPAS.com - Setiap tahun, sekitar 90.000 kapal melewati Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Hindia ke Samudra Pasifik.
Kapal-kapal itu membawa biji-bijian, minyak mentah, dan komoditas lainnya yang mencakup sekitar 40 persen perdagangan global.
Di atas kapal-kapal ini adalah salah satu rute udara tersibuk di dunia.
Baca juga: Penyelam Temukan Kapal Selam Peninggalan PD II di Selat Malaka
Sedangkan di bawahnya membentang rangkaian kabel internet yang padat, yang membuat dunia tetap online.
Faktor-faktor ini menjadikan Selat Malaka sebagai salah satu jalur terpenting dalam ekonomi global.
Selat Malaka telah diklasifikasikan sebagai titik hambatan perdagangan dalam laporan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Administrasi Informasi Energi AS, dan Chatham House— lembaga kajian luar negeri yang berbasis di London.
Semua institusi tersebut mengatakan, Selat Malaka adalah selat yang bagus.
Jadi, sayang sekali jika sesuatu terjadi padanya.
Para peneliti memperingatkan bencana alam seperti gempa bumi atau gunung berapi akan menghantam wilayah itu.
Ini hanya masalah waktu. Ketika itu terjadi, dampaknya akan dirasakan seluruh penduduk dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.