Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pakaian Warga Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia, Hadapi Suhu Beku

Kompas.com - 19/01/2023, 12:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

YAKUTSK, KOMPAS.com – Hidup di wilayah dengan suhu ekstrem tidaklah mudah, apalagi bila suhu mencapai puluhan derajat celsius di bawah nol.

Akan tetapi, warga di Kota Yakutsk, atau Yakutia, wilayah Siberia Rusia, sudah biasa menghadapi suhu yang sangat ekstrem.

Terletak 5.000 kilometer (km) di sebelah timur Moskwa, suhu yang melampaui titik beku mencapai minus 40 derajat celsius adalah sesuatu yang biasa mereka hadapi.

Baca juga: Fakta Unik Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia

Bahkan pada Januari 2023, suhu sempat mencapai minus 50 derajat celsius. Kota Yakutsk kerap kali dijuluki sebagai kota terdingin di dunia.

Lantas, bagaimana cara warga kota terdingin di dunia ini berpakaian menghadapi suhu beku jika mempunyai keperluan untuk berbelanja atau bekerja?

Dilansir dari Reuters, salah satu warga Kota Yakutsk Anastasia Gruzdeva mengatakan bahwa pakaian untuk keluar rumah memang harus disesuaikan. Namun tidak ada tips khusus.

“Anda tidak bisa melawannya. Anda menyesuaikan dan berpakaian yang sesuai atau Anda sendiri yang menderita,” kata Gruzdeva.

Baca juga: Begini Kehidupan di Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia dengan Suhu -40 Derajat Celsius

Warga Kota Yakutsk lainnya, Nurgusun Starostina, juga mengatakan bahwa tidak ada rahasia khusus untuk melawan hawa dingin.

Starostina menyampaikan bahwa salah satu cara untuk menghalau hawa dingin saat keluar rumah adalah memakai pakaian yang berlapis-lapis seperti kubis.

“Berpakaian saja yang hangat. Berlapis-lapis, seperti kubis!” ucap Starostina yang berjualan ikan beku di pasar.

Akan tetapi, jika suhu di Kota Yakutsk turun hingga sangat ekstrem, memakai kacamata bisa sangat berbahaya.

Baca juga: Suka Duka Hidup di Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia

Orang-orang dengan pakaian tebal membeli ikan beku di pasar saat suhu turun menjadi sekitar minus 50 derajat Celsius di Yakutsk, Rusia, Sabtu, 16 Januari 2021.AP PHOTO/TATIANA GASICH Orang-orang dengan pakaian tebal membeli ikan beku di pasar saat suhu turun menjadi sekitar minus 50 derajat Celsius di Yakutsk, Rusia, Sabtu, 16 Januari 2021.

Dilansir dari The Independent, saat suhu mencapai minus 45 derajat celsius, memakai kacamata akan membahayakan pemakainya.

Pasalnya, logam frame kacamata bisa menempel di pipi dan akan merobek kulit dan daging pipi saat kacamata dilepaskan.

Saat koresponden The Independent Shaun Walker mengunjungi Kota Yakutsk pada 2008, penduduk setempat terbiasa dengan suhu hingga di bawah 40 derajat celsius.

Ketika suhu mencapai minus 40 derajat celsius, para penduduk setempat memang merasa dingin, tetapi tidak dianggap sangat dingin.

Suatu ketika, saat suhu pernah mencapai minus 25 derajat celsius, warga Kota Yakutsk merasa hawanya sangat hangat.

Baca juga: Saat Suhu Kota Terdingin di Dunia Turun hingga Minus 50 Derajat Celsius...

Dilansir dari situs web North-Eastern Federal University in Yakutsk, penduduk asli kota terdingin di dunia tersebut biasanya memiliki pakaian khusus untuk menangkal hawa dingin.

Pakaian tersebut berupa mantel bulu yang panjang , sepatu bots bulu rusa dengan sol tebal, serta topi bulu.

Pihak universitas menyarankan para turis yang ingin mengunjungi Yakutsk kota terdingin di dunia untuk menyiapkan pakaian yang paling hangat seperti topi bulu, syal wol, sarung tangan, sepatu bot hangat, dan mantel musim dingin. 

Baca juga: Mengintip Ajang Lari Maraton Terdingin di Dunia, Berjam-jam Terjang Suhu di Bawah Nol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com