POKHARA, KOMPAS.com – Para kluarga dan kerabat korban pesawat Yeti Airlines yang jatuh di Nepal memprotes karena otopsi berjalan lamban.
Pesawat Yeti Airlines jatuh pada Minggu (15/1/2023) dalam penerbangannya dari Kathmandu ke Pokhara.
Tragedi tersebut menewaskan 72 orang di dalam pesawat tanpa ada yang selamat, sebagaimana dilansir Associated Press.
Baca juga: Video Detik-detik Pesawat Yeti Airlines Jatuh di Nepal Dikonfirmasi, Perekam Warga India
Dilansir dari Associated Press, Rabu (18/1/2023), para keluarga dan kerabat korban semakin tidak sabar menunggu pihak berwenang melakukan otopsi dan menyerahkan jenazah untuk dikremasi.
“Sudah empat hari, tetapi tidak ada yang mendengarkan kami,” kata Madan Kumar Jaiswal pada Rabu saat dia menunggu di luar Institut Kedokteran Universitas Tribhuvan.
Dia ingin agar otopsi dilakukan dengan cepat sehingga pihak keluarga dapat menerima jenazah korban.
“Mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan tes DNA. Putri saya sudah meninggal,” kata Ashok Rayamagi, ayah dari korban lainnya.
Baca juga: UPDATE Pesawat Jatuh di Nepal: Tinggal 1 Penumpang Belum Ditemukan, Tim Terus Cari
Pihak berwenang enggan mengomentari soal otopsi saat ditanya Associated Press. Akan tetapi, beberapa jenazah dilaporkan terbakar sangat parah.
Beberapa ahli penerbangan mengatakan, rekaman pada saat-saat terakhir pesawat menunjukkan pesawat itu mogok, meskipun tidak jelas mengapa.
Hingga Rabu, masih ada satu korban yang belum ditemukan. Polisi mengatakan, pencarian terus dilanjutkan dengan bantuan penyelam di sungai dan drone.
Baca juga: Sosok Penumpang yang Rekam Video Jelang Pesawat Yeti Airlines Jatuh di Nepal
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.