Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Buruh Pabrik Alat Tes Covid China Bentrok dengan Polisi, Klaim Belum Dibayar dan Protes Pemecatan

Kompas.com - 09/01/2023, 14:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CHONGQING, KOMPAS.com - Puluhan pekerja bentrok dengan polisi di pabrik alat tes Covid di Kota Chongqing, China, menurut video yang tersebar di media sosial pada Minggu (8/1/2023).

Video yang dilacak menggunakan geolokasi oleh kantor berita AFP memperlihatkan orang-orang melemparkan benda-benda seperti krat ke sekelompok pria berseragam.

Rekaman lain menunjukkan kerumunan massa di depan barisan polisi pada malam hari, ketika pengeras suara membunyikan peringatan berbunyi "hentikan kegiatan ilegal".

Baca juga: Tradisi Mudik Imlek di China Dimulai di Tengah Ancaman Covid-19...

Seorang pria yang mengunggah video dari tempat kejadian menulis di caption, banyak pekerja belum dibayar.

Unggahan lainnya menuduh perusahaan farmasi Zybio yang berbasis di Chongqing tiba-tiba memecat para pekerja yang baru direkrut beberapa minggu terakhir.

Zybio belum menanggapi telepon dari AFP, sementara departemen kepolisian setempat menolak berkomentar.

"Semua tuntutan buruh bersifat ekonomi," kata seorang pria yang menyebut dirinya "Marxis-Leninis-Maoist" dalam sebuah video. Dia menegaskan, tidak ada motif politik di balik protes tersebut.

AFP tidak dapat memastikan kapan video itu direkam. Beberapa netizen menyebut bentrokan itu terjadi pada Sabtu (7/1/2023) malam hingga Minggu (8/1/2023) pagi.

Bangunan industri berwarna coklat-putih berpola dapat dilihat di latar belakang video, cocok dengan gambar fasilitas Zybio sebelumnya di Taman Industri Jianqiao Distrik Dadukou.

Tagar "Pabrik Farmasi Chongqing Dadukou" tampak disensor di platform media sosial Weibo--sejenis Twitter yang populer di China--pada Minggu (8/1/2023), Hanya satu unggahan dari hari sebelumnya yang masih terlihat.

Sementara itu, satu video yang diunggah akun TikTok milik kantor berita negara mengeklaim jalan yang dipenuhi alat tes antigen di kawasan industri Chongqing.

"Sumber mengatakan, perselisihan perburuhan memicu konflik," tulis caption-nya. Video itu dihapus dalam beberapa jam.

Baca juga: China Cabut Aturan Karantina bagi Pengunjung yang Masuk

Kasus Covid China melonjak ketika pemerintah melonggarkan kebijakan nol Covid-nya, sehingga terjadi lonjakan permintaan alat tes dan obat-obatan.

Pihak berwenang bulan lalu mengambil alih jalur produksi di lebih dari 12 farmasi, sementara beberapa perusahaan merekrut karyawan baru untuk memenuhi permintaan yang melonjak.

Aksi unjuk rasa terkait masalah perburuhan dan menargetkan perusahaan individu sering terjadi di China, meskipun ada upaya pemerintah untuk meredam kerusuhan.

Kejadian serupa terjadi di pabrik Foxconn yang memproduksi iPhone di China tengah tahun lalu. Para pekerja yang marah dengan lockdown Covid dan masalah gaji bentrok dengan polisi.

Pembatasan Covid yang ketat di China memicu beberapa kerusuhan terburuk dalam beberapa tahun di negara itu pada November 2022. Ratusan orang turun ke jalan secara nasional menentang lockdown dan kewajiban tes Covid.

Pembatasan aturan Covid China kemudian dilonggarkan tak lama setelah protes pecah.

Baca juga: Kerusuhan di Pabrik iPhone China, Bentrokan Brutal Terjadi antara Massa dengan Petugas Berbaju Hazmat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com