KABUL, KOMPAS.com - Seorang profesor Universitas Kabul merobek ijazahnya di siaran langsung televisi sambil terisak memikirkan nasib saudara dan anak perempuannya yang tidak dapat mengenyam pendidikan di Afghanistan.
Video dari acara TV yang banyak dibagikan di media sosial itu memperlihatkan sang profesor lulusan Inggris itu mengangkat sejumlah dokumen ijazahnya.
Dia kemudian merobek mereka satu per satu.
Baca juga: Joe Biden Sempat Merasa Hancur saat Taliban Kuasai Afghanistan
Mantan penasihat kebijakan Menteri Pemukiman Kembali & Menteri Pengungsi Afghanistan, Shabnam Nasimi, membagikan video tersebut di Twitter.
"Adegan yang mencengangkan ketika seorang profesor universitas Kabul menghancurkan ijazahnya di siaran langsung TV di Afghanistan," cuitnya.
Dia mengutip kata-kata profesor tersebut, yang mengatakan "mulai hari ini saya tidak membutuhkan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk pendidikan.”
“Jika ibu dan saudara perempuan saya tidak bisa belajar, maka saya tidak menerima pendidikan ini," ujar profesor tersebut.
Astonishing scenes as a Kabul university professor destroys his diplomas on live TV in Afghanistan —
“From today I don’t need these diplomas anymore because this country is no place for an education. If my sister & my mother can’t study, then I DON’T accept this education.” pic.twitter.com/cTZrpmAuL6
— Shabnam Nasimi (@NasimiShabnam) December 27, 2022
Shabnam Nasimi saat ini bekerja sebagai direktur eksekutif Teman Konservatif Afghanistan yang berfokus pada mempromosikan pemahaman dan dukungan untuk Afghanistan di Inggris Raya.
Meskipun Taliban menjanjikan aturan yang lebih lunak setelah mengambil alih negara itu pada Agustus tahun lalu menyusul penarikan pasukan AS, mereka terus memberlakukan pembatasan terhadap perempuan di negara itu.
Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL JUNI 2022: Jenazah Eril Ditemukan | Gempa Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang
Pekan lalu, Taliban melarang pendidikan bagi perempuan di seluruh universitas Afghanistan. Langkah ini memicu banyak kritik secara global.
"Anda semua diinformasikan untuk segera menerapkan perintah penangguhan pendidikan perempuan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Menteri Pendidikan Tinggi Neda Mohammad Nadeem, dalam sebuah surat kepada semua universitas negeri dan swasta di Afghanistan sebagaimana dilansir Hindustan Times.
Larangan itu juga dilakukan setelah banyak perubahan diterapkan dalam peraturan universitas Afghanistan.
Taliban sebelumnya telah mengharuskan agar ruang kelas dan pintu masuk dipisahkan berdasarkan gender. Wanita juga hanya diizinkan untuk diajar oleh profesor wanita atau pria tua, menurut aturan baru tersebut.
Baca juga: Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja, LSM Asing Balas Tangguhkan Operasi di Afghanistan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.