Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor Universitas Kabul Robek Ijazah Saat Live di TV: Afghanistan Bukan Tempat untuk Pendidikan

Kompas.com - 31/12/2022, 15:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Seorang profesor Universitas Kabul merobek ijazahnya di siaran langsung televisi sambil terisak memikirkan nasib saudara dan anak perempuannya yang tidak dapat mengenyam pendidikan di Afghanistan.

Video dari acara TV yang banyak dibagikan di media sosial itu memperlihatkan sang profesor lulusan Inggris itu mengangkat sejumlah dokumen ijazahnya.

Dia kemudian merobek mereka satu per satu.

Baca juga: Joe Biden Sempat Merasa Hancur saat Taliban Kuasai Afghanistan

Mantan penasihat kebijakan Menteri Pemukiman Kembali & Menteri Pengungsi Afghanistan, Shabnam Nasimi, membagikan video tersebut di Twitter.

"Adegan yang mencengangkan ketika seorang profesor universitas Kabul menghancurkan ijazahnya di siaran langsung TV di Afghanistan," cuitnya.

Dia mengutip kata-kata profesor tersebut, yang mengatakan "mulai hari ini saya tidak membutuhkan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk pendidikan.”

“Jika ibu dan saudara perempuan saya tidak bisa belajar, maka saya tidak menerima pendidikan ini," ujar profesor tersebut.

Shabnam Nasimi saat ini bekerja sebagai direktur eksekutif Teman Konservatif Afghanistan yang berfokus pada mempromosikan pemahaman dan dukungan untuk Afghanistan di Inggris Raya.

Meskipun Taliban menjanjikan aturan yang lebih lunak setelah mengambil alih negara itu pada Agustus tahun lalu menyusul penarikan pasukan AS, mereka terus memberlakukan pembatasan terhadap perempuan di negara itu.

Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL JUNI 2022: Jenazah Eril Ditemukan | Gempa Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang

Pekan lalu, Taliban melarang pendidikan bagi perempuan di seluruh universitas Afghanistan. Langkah ini memicu banyak kritik secara global.

"Anda semua diinformasikan untuk segera menerapkan perintah penangguhan pendidikan perempuan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Menteri Pendidikan Tinggi Neda Mohammad Nadeem, dalam sebuah surat kepada semua universitas negeri dan swasta di Afghanistan sebagaimana dilansir Hindustan Times.

Larangan itu juga dilakukan setelah banyak perubahan diterapkan dalam peraturan universitas Afghanistan.

Taliban sebelumnya telah mengharuskan agar ruang kelas dan pintu masuk dipisahkan berdasarkan gender. Wanita juga hanya diizinkan untuk diajar oleh profesor wanita atau pria tua, menurut aturan baru tersebut.

Baca juga: Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja, LSM Asing Balas Tangguhkan Operasi di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com