Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tolak Rencana Damai, Malah Tingkatkan Serangan Brutal

Kompas.com - 29/12/2022, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Kota Kherson di selatan Ukraina yang baru-baru ini dibebaskan terkena serangan mortir dan artileri hebat dari pasukan Rusia di seberang sungai Dnipro.

Di sisi lain, Kremlin menolak rencana perdamaian Ukraina, menuntut Kyiv menerima aneksasi empat wilayahnya.

Dilansir dari Reuters, Kherson tetap berada di bawah pengeboman dari pasukan Rusia yang mundur ke tepi timur sungai ketika kota itu direbut kembali dalam kemenangan besar bagi Ukraina bulan lalu.

Baca juga: Jurnalis Kashmir Dilarang Terima Pulitzer di AS, Reuters: Jurnalis Seharusnya Bebas

Pada hari Rabu (28/12/2022), penembakan menghantam sayap bersalin sebuah rumah sakit, meskipun tidak ada yang terluka, menurut Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky.

Staf dan pasien dipindahkan ke tempat penampungan, kata Tymoshenko dalam sebuah posting di Telegram.

"Itu menakutkan ... ledakan mulai tiba-tiba, gagang jendela mulai robek ... oh, tangan saya masih gemetar," kata Olha Prysidko, seorang ibu di wilayah itu.

"Ketika kami sampai di ruang bawah tanah, penembakan belum selesai. Tidak semenit pun," tambahnya.

Baca juga: Serangan Terbaru Rusia Tak Mengendor, Kherson Terombang-ambing

Moskwa sendiri telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil.

Zelensky, dalam sebuah pidato video, mengimbau warga Ukraina untuk memeluk orang yang dicintai, memberi tahu teman bahwa mereka menghargai mereka, mendukung rekan kerja, berterima kasih kepada orang tua mereka, dan lebih sering bersukacita dengan anak-anak mereka.

"Kami tidak kehilangan kemanusiaan kami, meskipun kami telah mengalami bulan-bulan yang mengerikan," katanya.

"Dan kami tidak akan kehilangannya, meski ada tahun yang sulit di depan."

Baca juga: Serangan Membabi-buta di Kherson, Zelensky: Rusia Membunuh demi Kesenangan

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Kyiv dan sekutu Baratnya mengecam tindakan Rusia sebagai perampasan tanah gaya imperialis.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com