Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Negatif pada Lingkungan, Peneliti Berupaya Buat Orang Konsumsi Lebih Sedikit Daging Merah

Kompas.com - 29/12/2022, 13:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Label dampak iklim pada makanan seperti daging merah disebut jadi cara yang efektif membuat orang berhenti memakannya.

Daging merah, menurut penelitian, dinilai sebagai makanan yang berdampak negatif pada planet. Pencantuman label dianggap bisa membuat orang lebih sadar akan hal itu.

Dilansir dari Guardian, selama ini, pembuat kebijakan di negara-negara maju telah memperdebatkan bagaimana membuat orang membuat pilihan makanan yang tidak terlalu banyak mengandung karbon.

Baca juga: Konsumsi Daging Sebabkan Emisi Global Naik? Ini yang Dibahas dalam KTT Iklim COP27

Pada bulan April, laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mendesak para pemimpin dunia, terutama di negara-negara maju, mendukung transisi menuju pola makan yang berkelanjutan, sehat, dan rendah emisi.

Di Inggris, Henry Dimbleby, sosok yang bertanggung jawab mengawasi makanan di pemerintahan, baru-baru ini mengatakan bahwa secara politis tidak mungkin bagi pemerintah memberi tahu orang agar berhenti makan daging sebanyak mungkin.

Sekitar 85 persen lahan pertanian di Inggris digunakan sebagai padang penggembalaan untuk hewan seperti sapi atau untuk menanam makanan yang kemudian diberikan kepada ternak.

Dimbleby percaya pengurangan daging 30 persen selama 10 tahun diperlukan agar lahan dapat digunakan secara berkelanjutan di Inggris, sementara Greenpeace berpendapat pengurangan harus mencapai 70 persen.

Baca juga: Penyebab Harga Susu, Daging, dan Teh di Australia Naik, Terparah dalam 32 Tahun

Uji klinis, yang diterbitkan dalam jurnal Jama Network Open, menemukan bahwa konsumen merespon dengan baik pelabelan iklim pada makanan mereka.

Partisipan dalam penelitian ini, yang menggunakan sampel orang dewasa yang mewakili secara nasional di AS, diperlihatkan menu makanan cepat saji dan diminta untuk memilih satu item yang ingin mereka pesan untuk makan malam.

Peserta diacak untuk melihat menu dengan salah satu dari tiga label: label kode respon cepat pada semua item (kelompok kontrol), label dampak iklim rendah berwarna hijau pada produk ayam, ikan, atau vegetarian (pembingkaian positif), atau label dampak iklim tinggi berwarna merah pada item daging merah (pembingkaian negatif).

Baca juga: Inflasi Buat Warga Inggris Tinggalkan Makanan Sehat Mahal, dari Ikan dan Sayuran ke Daging Olahan dan Pizza

Hasil eksperimen menyebut, peserta yang memilih item yang berkelanjutan menilai pesanan mereka lebih sehat daripada mereka yang memilih item yang tidak berkelanjutan.

Penulis penelitian, dari universitas Johns Hopkins dan Harvard, menyebut bahwa produksi makanan hewani, terutama didorong oleh produksi daging sapi, bertanggung jawab atas 14,5 persen emisi gas rumah kaca global.

Hal ini berkontribusi penting perubahan iklim, yang tentunya dapat diperbaiki.

Baca juga: Harga Daging Ayam Malaysia di Singapura Naik Jadi Rp86.600 per Kg, Tetap Laris

"Di Amerika Serikat, konsumsi daging, khususnya konsumsi daging merah, secara konsisten melebihi tingkat yang direkomendasikan berdasarkan pedoman diet nasional," ungkap para peneliti.

"Mengubah pola diet saat ini menuju diet yang lebih berkelanjutan dengan jumlah konsumsi daging merah yang lebih rendah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca terkait diet hingga 55 persen,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com