Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Kashmir Dilarang Terima Pulitzer di AS, Reuters: Jurnalis Seharusnya Bebas

Kompas.com - 20/10/2022, 13:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pihak berwenang India menghentikan seorang jurnalis foto untuk naik pesawat ke Amerika Serikat, di mana dia berencana menghadiri upacara untuk menerima Hadiah Pulitzer.

Dilansir Reuters, Sanna Irshad Mattoo, yang berbasis di kota Srinagar terbesar di Kashmir India, adalah bagian dari empat anggota tim Reuters yang memenangkan Hadiah Pulitzer 2022 untuk Fotografi Fitur untuk liputan mereka tentang pandemi virus corona di India.

Mattoo, yang memegang paspor India, mengatakan dia dihentikan di imigrasi di bandara New Delhi pada Senin (17/10/2022) malam dan dicegah bepergian ke Amerika Serikat meskipun memegang visa dan tiket yang valid.

Baca juga: Menang Pulitzer, Jurnalis Asal Kashmir Dilarang Terbang ke AS Terima Penghargaan

"Mampu menghadiri upacara penghargaan adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi saya," kata Mattoo di Twitter, Selasa (18/10/2022).

Kementerian dalam negeri India tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters. Kementerian luar negeri mengatakan tidak ada komentar untuk ditawarkan.

Lalu, mengapa ada pelarangan?

Wartawan di Kashmir telah lama berada di bawah pengawasan ketat otoritas lokal dan nasional, yang juga secara ketat mengontrol akses bagi wartawan asing yang ingin bepergian ke sana.

Wilayah Himalaya itu diklaim sepenuhnya oleh India dan negara tetangga Pakistan, tetapi kedua negara hanya menguasai sebagian saja.

Baca juga: Pulitzer Prizes 2022, New York Times Borong 3 Penghargaan

Reuters mengatakan tidak ada alasan untuk memblokir perjalanan Mattoo.

"Kami kecewa karena Sanna Irshad Mattoo, kontributor Reuters, tidak diizinkan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk menerima Hadiah Pulitzer di New York bersama rekan-rekannya."

"Kami belum ditawari penjelasan resmi mengapa dia tidak diizinkan meninggalkan negara itu, tetapi kami percaya bahwa jurnalis harus dapat bepergian dengan bebas," kata Reuters dalam sebuah pernyataan.

Mattoo telah mengatakan dalam sebuah tweet pada bulan Juli bahwa pejabat imigrasi di New Delhi juga telah melarangnya terbang ke Perancis, di mana dia dijadwalkan untuk menghadiri peluncuran buku dan pameran fotografi.

Baca juga: Kontributor Reuters Ukraina Tewas saat Meliput Perang, Diduga Diberondong 2 Tembakan

Dalam tweet Mattoo pada hari Selasa dia mengatakan bahwa meskipun menghubungi beberapa pejabat setelah insiden Juli, dia belum menerima tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com