Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Keras Taliban pada Perempuan Bikin PBB Menjerit

Kompas.com - 28/12/2022, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

KABUL, KOMPAS.com - Dewan keamanan PBB telah meminta Taliban untuk membalikkan kebijakan yang menargetkan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

Mereka mengungkapkan kekhawatiran atas turunnya hak asasi manusia.

Dilansir dari Guardian, penguasa Islam garis keras melarang perempuan bekerja di organisasi non-pemerintah pada pekan lalu.

Baca juga: DK PBB Desak Taliban Batalkan Pembatasan terhadap Perempuan

Ini jadi langkah terbaru terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021.

Taliban telah menangguhkan pendidikan universitas untuk wanita dan sekolah menengah untuk anak perempuan.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang mengatakan sangat khawatir dengan meningkatnya pembatasan pendidikan perempuan, menyerukan partisipasi perempuan dan anak perempuan yang penuh, setara, dan bermakna di Afghanistan.

Mereka mendesak Taliban untuk membuka kembali sekolah dan dengan cepat membalikkan kebijakan dan praktik ini, yang menunjukkan peningkatan erosi untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

Baca juga: Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja, LSM Asing Balas Tangguhkan Operasi di Afghanistan

Dewan juga mengutuk larangan perempuan bekerja untuk LSM, memperingatkan dampak merugikan dari larangan tersebut terhadap operasi bantuan di negara di mana jutaan orang bergantung pada mereka.

“Pembatasan ini bertentangan dengan komitmen yang dibuat oleh Taliban kepada rakyat Afghanistan serta harapan masyarakat internasional,” ungkapnya.

Komunitas internasional telah menjadikan penghormatan terhadap hak-hak perempuan sebagai syarat dalam negosiasi dengan pemerintah Taliban mengenai pemulihan bantuan.

Sekjen PBB Antonio Guterres menggemakan pesan dewan keamanan, menyebut pembatasan terbaru terhadap perempuan dan anak perempuan sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat dibenarkan yang harus dicabut.

Baca juga: Alasan Taliban Perintahkan LSM di Afghanistan Larang Karyawan Perempuan Bekerja

Pada hari Selasa (27/12/2022), kepala hak asasi manusia PBB memperingatkan tentang konsekuensi mengerikan yang akan ditimbulkan oleh kebijakan semacam itu.

“Tidak ada negara yang dapat berkembang, bahkan bertahan hidup secara sosial dan ekonomi dengan setengah dari populasinya dikecualikan,” kata Volker Turk, komisaris tinggi untuk hak asasi manusia.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan di LSM Masuk Kerja

“Pembatasan tak terduga yang dikenakan pada perempuan dan anak perempuan ini tidak hanya akan meningkatkan penderitaan semua warga Afghanistan tetapi, saya khawatir, menimbulkan risiko di luar perbatasan Afghanistan,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com