Dalam sebuah pernyataan Rabu (21/12/2022) malam, kementerian itu mengatakan keputusan itu "mengherankan di semua negara Islam.''
Negara mayoritas Muslim lainnya, Qatar, juga mengecam keputusan tersebut meski telah berhubungan dengan otoritas Taliban.
Baca juga: Taliban Lakukan Eksekusi Publik Pertama sejak Mengambil Alih Afghanistan
Di ibu kota Kabul, puluhan perempuan dengan berani berunjuk rasa di jalan-jalan pada Kamis (22/12/2022). Mereka meneriakkan tuntutan kebebasan dan kesetaraan dalam bahasa Dari.
“Semua atau tidak sama sekali. Jangan takut. Kita bersama,'' teriak mereka.
Dalam video yang diperoleh AP, seorang perempuan mengatakan pasukan keamanan Taliban menggunakan kekerasan untuk membubarkan kelompok tersebut.
“Perempuan-perempuan itu dipukul dan dicambuk,'' katanya.
“Mereka juga mengerahkan perempuan militer, yang mencambuk para demonstran. Kami melarikan diri, beberapa perempuan ditangkap. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi.''
Sebagai tanda lain dari protes domestik, beberapa pemain kriket Afghanistan ikut mengutuk larangan perempuan belajar di universitas yang dikeluarkan kelompok garis keras yang kembali berkuasa di negara itu.
Kriket adalah olahraga yang sangat populer di Afghanistan, dan para pemainnya memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial. Banyak diantara mereka juga menyerukan agar larangan diskriminatif itu dicabut.
Baca juga: Taliban di Pakistan Batalkan Gencatan Senjata, Perintahkan Serangan di Seluruh Negeri
Atlet Rahmanullah Garbaz mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa setiap hari pendidikan yang terbuang adalah satu hari yang terbuang bagi masa depan negara.
Pemain kriket lainnya, Rashid Khan, mengungkapkan di Twitter bahwa perempuan adalah fondasi masyarakat.
“Sebuah masyarakat yang meninggalkan anak-anaknya di tangan perempuan yang bodoh dan buta huruf tidak dapat mengharapkan anggotanya untuk mengabdi dan bekerja keras,'' tulisnya.
Unjuk dukungan lain untuk para mahasiswi datang di Universitas Kedokteran Nangarhar.
Media lokal melaporkan bahwa siswa laki-laki melakukan aksi walk-out untuk menunjukkan solidaritas dan menolak untuk mengikuti ujian sampai akses perempuan ke universitas dipulihkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.