Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi dan Turki Mengecam Keputusan Taliban yang Larang Perempuan Afghanistan Kuliah

Kompas.com - 23/12/2022, 10:09 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi dan Turki mengecam keputusan Taliban yang melarang perempuan Afghanistan mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi, sementara puluhan perempuan melakukan protes di jalan-jalan Kabul pada Kamis (22/12/2022).

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis (22/12/2022) bahwa larangan itu “tidak Islami dan tidak manusiawi.''

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kuliah, Langsung Terima Kecaman

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari Yaman, Cavusoglu meminta Taliban untuk membatalkan keputusan itu.

“Apa salahnya pendidikan perempuan? Apa ruginya bagi Afghanistan?,'' kata Cavusoglu dilansir dari VOA Indonesia.

“Apakah ada penjelasan Islaminya? Sebaliknya, agama kita, Islam, tidak menentang pendidikan, malah mendorong pendidikan dan ilmu pengetahuan.''

Taliban awal pekan ini memerintahkan perempuan di berbagai penjuru negara itu agar mulai menghentikan kegiatan kuliahnya di universitas swasta dan negeri sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Mereka belum berbicara secara terbuka tentang larangan tersebut atau menanggapi kritik global terhadapnya.

Baca juga: Pasukan Pakistan Gelar Operasi Pembebasan Sandera dari Taliban

Sementara Juru Bicara Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban Ziaullah Hashmi mengatakan dalam cuitan di Twitter pada Kamis (22/12/2022) bahwa konferensi pers akan diadakan pekan ini untuk menjelaskan langkah tersebut.

Setelah kembali berkuasa, Taliban menjanjikan aturan lebih moderat yang menghormati hak-hak perempuan dan minoritas.

Namun mereka telah secara luas menerapkan interpretasi mereka terhadap hukum syariat sejak merebut kekuasaan pada Agustus 2021.

Mereka melarang anak perempuan mengenyam pendidikan SMP dan SMA, melarang perempuan di sebagian besar bidang pekerjaan dan memerintahkan mereka untuk mengenakan pakaian yang tertutup dari kepala hingga ujung kaki di depan umum.

Perempuan juga dilarang masuk ke taman dan pusat kebugaran.

Baca juga: Taliban Afghanistan dan Junta Myanmar Belum Boleh Kirim Duta Besar ke PBB

Pada saat yang sama, masyarakat Afghanistan, meski sebagian besar tradisional, semakin mengakui pentingnya pendidikan bagi kaum hawa selama dua dekade terakhir.

Desakan agar Taliban untuk mengubah arah kebijakannya juga disuarakan dari Arab Saudi, yang hingga 2019 memberlakukan pembatasan besar-besaran pada perjalanan perempuan, pekerjaan, dan aspek penting lainnya dalam kehidupan sehari-hari mereka termasuk mengemudi.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengungkapkan “keheranan dan penyesalan'' atas larangan pendidikan universitas pada perempuan Afghanistan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com