Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Gelar Uji Coba Satelit Mata-mata

Kompas.com - 19/12/2022, 10:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Senin (19/12/2022) bahwa Korea Utara telah melakukan uji coba "tahap akhir yang penting" pada Minggu (18/12/2022) untuk pengembangan satelit mata-mata, yang akan diselesaikan pada April 2023.

Laporan itu dirilis sehari setelah militer Korea Selatan dan Jepang melaporkan peluncuran dua rudal balistik jarak menengah Korea Utara yang terisolasi menuju pantai timurnya.

Menurut KCNA, Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA) Korea Utara melakukan tes di stasiun peluncuran satelit Sohae di barat laut untuk meninjau kemampuan pencitraan satelit, transmisi data, dan sistem kontrol darat.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik, Mendarat di Luar ZEE Jepang

Sebuah kendaraan yang membawa satelit tiruan, yang juga mencakup banyak kamera, pemancar dan penerima gambar, perangkat kontrol, dan baterai penyimpanan, ditembakkan pada "sudut loft" 500 km (311 mil).

"Kami mengonfirmasi indikator teknis penting seperti teknologi pengoperasian kamera di lingkungan luar angkasa, pemrosesan data dan kemampuan transmisi perangkat komunikasi, akurasi pelacakan dan kontrol sistem kontrol darat," kata juru bicara NADA, diberitakan KCNA.

Juru bicara itu menyebut tes tersebut sebagai proses rangkaian terakhir peluncuran satelit pengintaian yang akan selesai pada April tahun depan.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, KCNA juga telah merilis dua gambar hitam-putih beresolusi rendah dari ibu kota Korea Selatan Seoul dan kota pelabuhan terdekat Incheon, yang katanya diambil saat peluncuran hari Minggu.

Baca juga: Warga Singapura Dihukum 5 Tahun Penjara karena Menjual Susu dan Kopi ke Korea Utara

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dirancang untuk mencapai daratan AS, yang bertentangan dengan sanksi internasional.

Pada Jumat pekan lalu, Korea Utara menguji mesin berbahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang menurut para ahli akan memfasilitasi peluncuran rudal balistik yang lebih cepat dan lebih mobile.

Hal itu terjadi ketika Korea Utara sedang berusaha mengembangkan senjata strategis baru dan mempercepat program nuklir dan misilnya.

Pyongyang telah menguji sistem satelit selama beberapa peluncuran roket, dan pemimpin Kim Jong Un mengatakan pengejarannya terhadap satelit mata-mata dimaksudkan untuk memberikan informasi waktu nyata tentang tindakan militer oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Kantor kepresidenan Korea Selatan mengutuk keras peluncuran terbaru Korea Utara, dengan mengatakan bahwa provokasi yang berkelanjutan serta pengembangan nuklir dan rudal hanya akan membahayakan rezimnya sendiri.

Baca juga: Peretas Korea Utara Manfaatkan Tragedi Halloween Itaewon untuk Sebarkan Malware

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Global
Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Global
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Global
Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com