Semangat hankotsu-seishin inilah yang menjadi motor penggerak pemain Jepang untuk membuktikan (mengejawantahkan) perlawanan atas opini publik.
Spirit ini lebih terpicu lagi, karena pada pertandingan melawan tim asuhan Hansi Flick dan Luis Enrique, mulanya tim Samurai Biru sama-sama ketinggalan skor 0-1.
Umumnya saat melawan tim kuat, apalagi sudah ketinggalan skor di awal pertandingan, maka susah membangkitkan semangat untuk mengejar ketinggalan. Jika sudah begini, memenangkan pertandingan bisa jadi merupakan hal yang mustahil.
Akan tetapi lain cerita bagi Nagatomo Yuto dan kawan-kawan. Semakin tertekan dan ketinggalan, maka semakin gigihlah mereka melakukan perlawanan.
Perlawanan ini sebenarnya tidak ada hubungan sama sekali dengan bushido, atau semangat samurai yang banyak ditulis orang. Hankotsu-seishin lah yang menjadikan mereka seperti itu.
Tentunya semangat itu tentu tidak berjalan sendiri. Kekuatan mental dan percaya diri merupakan penopang spirit hankotsu-seishin.
Kita juga tidak boleh lupa bahwa semangat untuk selalu maju (yang lazim dimiliki orang Jepang) adalah unsur pembantu lain.
Semangat untuk maju ini kita dapat simak dari komentar Honda Keisuke, mantan pemain dan bintang tim nasional Jepang yang pernah berlaga 3 kali pada perhelatan Piala Dunia.
Dia mengatakan bahwa Jepang memang sudah tersingkir, namun Piala Dunia belum berakhir.
Honda mengingatkan, Jepang harus menganalisis hasil pertandigannya di Qatar, kemudian menggunakan hasilnya sebagai dasar strategi untuk persiapan menuju Piala Dunia 2026 nanti.
Saya ingin menutup tulisan dengan kutipan syair lagu "se-ra-fuku to kikanjuu" yang dinyanyikan oleh Yakushimaru Hiroko.
Bunyinya kalau saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia, "Sayonara bukanlah kalimat perpisahan. Akan tetapi kalimat janji jangka waktu panjang untuk bertemu kembali."
Jepang memang sudah mengucapkan sayonara pada Piala Dunia. Namun seperti syair lagu tersebut, tim Samurai Biru pasti berusaha menepati janji untuk bertemu dengan pergelaran sepak bola dunia itu lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.