Mereka memilih untuk mendiversifikasi mitranya guna melayani kepentingan ekonomi dan keamanan nasional.
Baca juga: Xi Jinping Akui Rakyatnya Frustrasi, Isyaratkan Pelonggaran Aturan Covid-19
China, konsumen energi terbesar di dunia, adalah mitra dagang utama negara-negara Teluk.
Hubungan bilateral antara Beijing dengan masing-masing negara di sana telah meningkat karena kawasan itu mendorong diversifikasi ekonomi.
Kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran AS tentang keterlibatan China dalam proyek infrastruktur Teluk Arab yang sensitif.
Menteri Energi Arab Saudi pada Rabu menuturkan bahwa Riyadh akan tetap menjadi mitra energi terpercaya dan dapat diandalkan untuk China.
Baca juga: Covid di China: Demonstrasi Meluas Usai Kebakaran Urumqi, Massa Tuntut Xi Jinping Mundur
Dia menambahkan, kedua negara akan meningkatkan kerja sama dalam rantai pasokan energi dengan mendirikan pusat regional di kerajaan.
Perusahaan China dan Saudi juga menandatangani 34 kesepakatan untuk investasi dalam energi hijau, teknologi informasi, layanan cloud, transportasi, konstruksi dan sektor lainnya, lapor kantor berita Saudi Press Agency.
Pakar Timur Tengah di China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR) Tang Tianbo mengatakan bahwa kunjungan tersebut akan menghasilkan perluasan kerja sama energi lebih lanjut.
CICIR adalah lembaga think tank yang berafiliasi dengan Pemerintah China.
Tianbo menuturkan, Belt and Road Initiative selaras dengan rencana Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya di bawah Visi 2030 yang dikemukakan MBS.
Baca juga: Xi Jinping Kirim Surat Penting pada Kim Jong Un, Ini Isinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.