Dr Colin Brown, wakil direktur UKHSA menjelaskan ada berbagai gejala yang mungkin merupakan tanda infeksi Strep A invasif.
Ini termasuk:
Dia telah menyarankan orang tua untuk mewaspadai tanda-tanda ini dan menemui dokter secepat mungkin sehingga anak mereka dapat diobati.
Baca juga: PM Rishi Sunak: Era Keemasan Inggris-China Telah Berakhir
"Pastikan Anda berbicara dengan profesional kesehatan jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda memburuk setelah serangan demam scarlet, sakit tenggorokan, atau infeksi pernapasan," tambahnya.
UKHSA menyampaikan, peningkatan kasus kematian akibat infeksi Strep A baru-baru ini kemungkinan besar adalah terkait dengan tingginya jumlah bug yang beredar dan peningkatan pertemuan sosial.
Dr Elizabeth Whittaker, dosen senior kehormatan klinis, di Imperial College London, mengatakan, "Selama dua tahun pertama pandemi, kami melihat sangat sedikit Strep Grup A dan mulai beredar lagi pada tahun 2022 karena pembatasan telah dicabut".
Dia menjelaskan, biasanya jumlah kasus yang tinggi dapat terlihat di akhir musim semi atau awal musim panas, seringkali setelah infeksi cacar air.
"Jumlah yang tinggi pada saat ini tidak biasa dan mungkin terjadi karena musim yang normal belum kembali," jelas Whittaker.
"Tragisnya, ketika ada jumlah infeksi yang tinggi, kasus yang parah juga akan terjadi. Kami melihat lebih banyak pneumonia daripada biasanya, kemungkinan besar karena infeksi strep grup A bertepatan dengan puncak virus pernapasan musim dingin yang khas sepanjang tahun ini," jelasnya.
Sebagai bagian dari penyelidikannya, UKHSA juga memeriksa laporan peningkatan infeksi dada yang disebabkan oleh Strep A yang mengakibatkan penyakit parah selama beberapa minggu terakhir.Baca juga: Inggris Setop Pasang CCTV Buatan China di Gedung Pemerintahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.