KOMPAS.com - Sebuah laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa kurangnya olahraga secara kolektif akan menimbulkan kerugian besar di tahun-tahun mendatang jika tidak ada perubahan.
Dilansir dari Yahoo News, laporan tersebut memperkirakan bahwa akan ada hampir setengah miliar kasus baru gangguan tidak menular, seperti penyakit jantung dan diabetes, karena kurangnya aktivitas fisik pada tahun 2030.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa sejumlah negara tidak berbuat banyak untuk membantu orang tetap aktif, seperti membangun jalan yang lebih aman untuk dilalui dengan berjalan kaki.
Baca juga: Bola Logam Tak Sengaja Terlempar di Ajang Olahraga Belanda, Penonton Tewas Terhantam
Temuan ini berasal dari laporan status global pertama WHO tentang aktivitas fisik.
Mereka menganalisis data dari 194 negara tentang seberapa sering orang aktif secara fisik dan kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara untuk mempromosikan aktivitas fisik.
Sebagai bagian dari laporan, penulis juga menghitung efek potensial pada sistem perawatan kesehatan jika tingkat olahraga orang tetap sama hingga tahun 2030.
Perkiraan terakhir ini akan diterbitkan dalam makalah yang akan datang, tetapi dapat dilihat dalam pracetak dari Lancet yang diterbitkan dirilis minggu lalu.
Baca juga: 35 Negara Serukan Larangan Event Olahraga Internasional di Rusia dan Belarus
Sering kali, lebih dari satu faktor berkontribusi pada penyakit jantung seseorang atau gangguan tidak menular lainnya (PTM), dan hanya beberapa dari faktor risiko ini yang dapat dicegah atau dapat berubah menjadi lebih baik.
Akan tetapi, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga apa pun, berapa pun usia seseorang, dapat membantu orang tetap sehat.
Berdasarkan penelitian lain, penulis mencoba menghitung fraksi PTM yang dapat dicegah yang sangat terkait dengan kurangnya aktivitas fisik yang akan muncul selama dekade berikutnya, dengan fokus khusus pada tujuh kondisi utama: penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit tertentu, kanker, demensia, dan depresi.
Secara keseluruhan, penulis memperkirakan bahwa hampir 500 juta kasus baru dari kondisi ini akan terjadi antara tahun 2020 dan 2030 di seluruh dunia.
Baca juga: TK di China Latih Balita jadi Ninja Kecil saat Pelajaran Olahraga
Kasus-kasus ini juga akan menghabiskan sekitar 300 miliar dollar AS dalam biaya medis langsung selama periode waktu itu dan sekitar 27 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2030.
Sebagian besar kasus ini (sekitar 74 persen) akan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah, tetapi biaya ekonomi akan lebih besar di negara-negara berpenghasilan tinggi (sekitar 64 persen).
“Studi ini menyerukan tindakan mendesak oleh negara-negara untuk memprioritaskan investasi dalam intervensi yang mengurangi faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini,” tulis para penulis.
Namun, sejauh ini, tampaknya sebagian besar negara gagal dalam melakukan investasi ini.
Laporan WHO menemukan kurang dari setengah negara bahkan memiliki kebijakan aktivitas fisik nasional.
Baca juga: Anak 5 Bulan Tirukan Ibunya Olahraga, Bahkan Bisa Plank
Hanya 30 persen negara yang telah menyatakan pedoman aktivitas fisik nasional untuk semua kelompok umur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.