Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kertas Putih Kosong Jadi Strategi Demo Tolak Pembatasan Covid-19 China

Kompas.com - 28/11/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Para demonstran di China menggunakan kertas putih kosong untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas pembatasan Covid-19.

Foto-foto dan video yang beredar di internet menunjukkan para mahasiswa di berbagai universitas termasuk di Nanjing dan Beijing memegang kertas kosong sebagai gerakan protes.

Membawa kertas kosong merupakan taktik yang mereka gunakan untuk menghindari penyensoran atau penangkapan.

Baca juga: TV China Sensor Siaran Piala Dunia Qatar, Adegan Penonton Tanpa Masker Hilang

China berpegang pada kebijakan nol-Covid yang keras bahkan ketika sebagian besar dunia mencoba hidup berdampingan dengan virus corona.

Gelombang kemarahan terbaru dipicu oleh kebakaran apartemen yang menewaskan 10 orang di Urumqi, Xinjiang, di mana kebijakan karantina masih berlangsung.

Tewasnya 10 orang tersebut memicu spekulasi bahwa tindakan lockdown Covid-19 mungkin telah menghambat pelarian penduduk dari apartemen.

Di Shanghai, massa mulai berkumpul pada Sabtu (26/11/2022) malam untuk menyalakan lilin bagi para korban Urumqi dan mengangkat kertas kosong.

Baca juga: Protes Anti-lockdown China Meluas, Massa Turun ke Jalan Serukan Partai Komunis Mundur

Lembaran kertas kosong juga terlihat pada demo terpisah pada Minggu (27/11/2022) di halaman Universitas Tsinghua di Beijing dan di sepanjang Jalan Lingkar Ketiga dekat Sungai Liangma.

“Kertas putih mewakili semua yang ingin kami katakan tetapi tidak bisa kami katakan,” kata Johnny (26) yang ikut berdemo dekat Sungai Liangma.

“Saya datang ke sini untuk memberikan penghormatan kepada para korban kebakaran. Saya sangat berharap kita dapat mengakhiri semua tindakan Covid ini. Kami ingin hidup normal kembali. Kami ingin memiliki martabat,” sambung Johnny.

Satu video yang viral dan diambil pada Sabtu menunjukkan seorang wanita berdiri sendirian di tangga Universitas Komunikasi China di Nanjing dengan selembar kertas sebelum seorang pria tak dikenal masuk ke tempat kejadian dan merebutnya.

Baca juga: Jalanan Beijing Kosong Saat Kasus Covid China Melonjak Tinggi Lagi

Foto-foto lain menunjukkan puluhan orang ke tangga universitas dengan lembaran kertas kosong dan diterangi cahaya dari ponsel mereka.

Seorang pria kemudian terlihat menegur mereka.

“Suatu hari Anda akan membayar semua yang Anda lakukan hari ini,” kata pria tersebut dalam video yang dilihat oleh Reuters.

“Negara juga harus membayar harga atas apa yang telah dilakukannya,” balas massa.

Baca juga: AS Larang Impor atau Penjualan Produk Huawei dan ZTE dari China

Protes skala besar dan digelar secara langsung merupakan hal yang jarang terjadi di China, di mana ruang untuk perbedaan pendapat dihilangkan di bawah Presiden Xi Jinping.

Kondisi tersebut membuat sebagian besar warga curhat di media sosial meski mereka tetap main “cantik” untuk menghindari sensor.

Di Hong Kong pada 2020, para aktivis juga mengangkat lembaran kertas putih kosong sebagai protes untuk menghindari slogan-slogan yang dilarang berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang baru.

Demonstran di Moskwa, Rusia, juga menggunakan lembar kertas kosong pada tahun ini untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: AS Makin Keras, Larang Penjualan Alat Telekomunkasi Buatan Perusahaan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com