Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Bantah Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Kompas.com - 08/11/2022, 08:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara pada Selasa (8/11/2022) membantah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa mereka melakukan transaksi senjata dengan Rusia untuk perang di Ukraina.

Media Pemerintah Korut KCNA melaporkan, Korea Utara juga tidak berencana melakukan transaksi senjata dengan Rusia ke depannya.

Pekan lalu, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, AS memiliki informasi yang mengindikasikan Korea Utara diam-diam memasok sejumlah peluru artileri kepada Rusia.

Baca juga: Gedung Putih: Korut Diam-diam Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Kirby menuturkan, Korea Utara berusaha menyamarkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara. Ia juga berujar bahwa Washington sedang memantau apakah pengiriman tersebut sudah diterima.

Namun, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Utara menyebut tuduhan itu sebagai rumor dan berkata, Pyongyang "tidak pernah memiliki 'urusan senjata' dengan Rusia" serta "tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan."

"Kami menganggap langkah AS seperti itu sebagai bagian dari upaya permusuhannya untuk menodai citra DPRK (inisial nama resmi Korut) di arena internasional dengan menerapkan 'resolusi sanksi' ilegal dari (Dewan Keamanan PBB) terhadap DPRK," kata pejabat itu yang dikutip KCNA.

Korea Utara adalah satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah separatis Ukraina, dan menyatakan dukungan untuk pencaplokan Rusia atas daerah-daerah Ukraina.

Baca juga:

"Korea Utara jelas menggunakan perang Ukraina untuk mempererat hubungannya dengan Rusia," kata Victor Cha dari Center for Strategic and International Studies yang berbasis di AS, dikutip dari Reuters.

Komentar Kirby mengisyaratkan bahwa Washington akan mengawasi pengiriman, tetapi tidak akan mencegatnya karena tidak yakin senjatanya bakal berdampak signifikan dalam perang.

Akan tetapi, AS memiliki kapasitas melacak pengiriman, dan intersepsi bisa menjadi opsi mengingat Rusia memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB dan dapat memblokade tindakan apa pun di sana, tambah Cha.

"Untuk menghindari pertengkaran militer, otoritas AS dapat berkoordinasi dengan negara-negara yang bersedia menahan kargo di bea cukai untuk mencegahnya masuk ke medan perang," terangnya.

Baca juga: Ini Deretan Rudal yang Diuji Coba Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com