Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Istri Desertir Rusia, yang Ditinggal Lari dari Mobilisasi Parsial

Kompas.com - 03/11/2022, 21:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Katerina Shmeleva/DW Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Pada minggu keempat mobilisasi parsial Rusia yang dimulai pada 21 September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kebijakan ini akan segera usai. Namun, dia tidak memberikan tanggal pastinya.

Kantor perekrutan di Moskwa telah ditutup, tetapi di seluruh bagian lain di Rusia masih tetap buka. Menurut angka resmi, 300.000 warga akan direkrut menjadi tentara Rusia, dan Putin mengatakan, sedikitnya 222.000 orang telah dipanggil untuk berperang di Ukraina.

Banyak pria yang menghindari wajib militer kini telah meninggalkan Rusia dan keluarga mereka. Berikut kisah tiga istri para desertir kepada DW. Agar mereka tetap aman, nama mereka telah diubah.

Baca juga: Apa Itu Mobilisasi Parsial Rusia dan Dampaknya di Perang Ukraina?

Daria, 25 tahun: Rasanya semuanya akan menjadi abu

Daria, seorang copywriter dari Chelyabinsk di wilayah Ural tenggara, sebelumnya sama sekali tidak tertarik dengan politik. Dia merasa perang adalah bencana dan berusaha untuk tidak memikirkannya.

Ketika mobilisasi parsial dimulai, Daria khawatir akan nasib suaminya, Alexei. Dia mempelajari hukum terkait mobilisasi parsial dan pasangan itu memutuskan Alexei harus meninggalkan negara itu.

Karena Alexei tidak punya paspor, rencananya ia akan menuju Kazakhstan yang bisa dicapai tanpa memerlukan dokumen perjalanan tersebut.Malam sebelum Alexei berangkat, Daria sibuk mengurus semua persiapan, termasuk mencari apartemen untuk suaminya dan mencari rute paling aman untuk menyeberang perbatasan.

Alexei mengikuti rencana istrinya dan melintasi perbatasan tanpa hambatan. Dia menetap di sebuah apartemen di ibu kota Kazakhstan, Astana. Di sana dia bekerja sebagai fotografer.

Daria mengirimi bantal, selimut, tempat tidur, pakaian hangat dan alat masak air untuk sang suami. Daria juga telah mengajukan paspor dan berencana untuk segera bergabung. Dia bersyukur mereka belum memiliki anak.

Namun Daria khawatir akan orangtuanya di Chelyabinsk. "Mereka patriotik," kata Daria. "Saya tidak bisa mengubah pendirian mereka. Di sini, ada perasaan semuanya akan menjadi abu."

Baca juga: Cerita Ibu Desertir Rusia, Ungkap Detik-detik Anaknya Kabur dari Mobilisasi Parsial

Iklan Kementerian Luar Negeri Rusia sebagai bagian dari propaganda mobilisasi parsial di Ukraina.AFP/ALEXANDER NEMENOV via DW INDONESIA Iklan Kementerian Luar Negeri Rusia sebagai bagian dari propaganda mobilisasi parsial di Ukraina.
Olga, 32: Putra kami belum mengerti di mana ayahnya

Ketika Putin memerintahkan mobilisasi parsial, Olga, dari Murmask di ujung utara, langsung berpikir bahwa pihak berwenang akan memanggil semua orang yang berbadan sehat. Dia dan suaminya Artyom memutuskan Artyom harus meninggalkan negara itu.

Keluarganya tidak senang dengan keputusan itu, tetapi tidak ikut campur. Ibu Artyom punya rumah di wilayah Donetsk, dan ingin menjadi orang Rusia. Ayah Artyom berpendapat bahwa putranya seharusnya ikut berperang.

"Kami berbicara dengan keluarga dan mengumpulkan bantuan uang untuk perjalanan. Kami mencari tiket, tetapi tidak ada," katanya. "Artyom mengemasi tasnya sendiri, dia tahu banyak tentang perjalanan - dia membawa ransel, kantong tidur, pakaian dalam hangat, kotak P3K, dan makanan."

Artyom meninggalkan Murmansk pada 27 September ke Kazakhstan setelah menempuh dua hari perjalanan. Artyom sekarang sudah punya izin tinggal di Kazakhstan. Dia dan pria lain yang melakukan perjalanan bersama kini tinggal dan berbagi apartemen di Almaty. Olga yang adalah guru TK masih terus melanjutkan rutinitas hariannya di tempat kerja.

Pasangan itu punya seorang putra berusia empat tahun dan ini adalah pertama kalinya keluarga itu berpisah untuk waktu yang lama. Mereka masih berkomunikasi lewat Messenger dengan merekam video.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com