Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Nurcholis

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok. Kandidat Master Politik Internasional Universitas Shandong, China. Menyelesaikan S-1 di Departemen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia.

Perang Rusia-Ukraina Dalam Pandangan Seorang Neorealis John Mearsheimer

Kompas.com - 03/11/2022, 12:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal inilah yang akhirnya menyulut emosi Rusia untuk mengatakan “cukup!” dan “berhenti!” pada AS agar tidak melanjutkan ekspansinya yang ambisius lebih jauh lagi. Namun, bukannya berhenti, misi me-NATO-kan para tetangga Rusia terus berlanjut.

Tepat pada 2008, AS masih menutup mata terhadap realitas politik dunia yang anarki dan penuh kecurigaan tersebut. Di tahun tersebut, dalam summit NATO di Buchares, AS bersikeras untuk mengakusisi Ukraina dan Georgia ke dalam NATO meski Jerman dan Perancis menolak usulan tersebut karena menurut mereka itu merupakan langkah provokasi terhadap Rusia.

Akhirnya, pertemuan tersebut ditutup dengan keputusan yang deadlock. Namun rencana bergabungnya Georgia dan Ukraina untuk menjadi anggota tetap dideklarasikan. Maka tak aneh bila kemudian pada tahun yang sama, Rusia akhirnya menyerang Georgia.

Bukti tutup matanya AS yang lainnya terjadi tahun 2014. Pada tahun itu, Presiden Viktor Yanukovych yang merupakan Presiden Ukraina dan menjadi favorit Rusia karena kedekatannya dengan Putin digulingkan dari jabatannya sebagai presiden. Disinyalir penyingkirannya pun ada campur tangan AS di dalamnya.

Tak ayal Putin mengambil langkah agresif dengan menyerang Ukraina pada tahun tersebut.

Sepertinya Putin tidak mau Ukraina jatuh ke tangan pemimpin yang tidak bersahabat dengan Rusia. Itulah bukti utama betapa Ukraina menjadi teritori penting bagi strategi keamanan Rusia.

Sekali lagi, Rusia tidak senang hati bila tetangga wilayahnya secara langsung masuk ke dalam pengaruh AS, sebagaimana AS merasa terganggu saat Kuba dijadikan basis rudal oleh Soviet di masa perang dingin.

Negara-negara great power akan selalu waspada saat teritori tetangganya dijadikan basis militer pihak musuh. Inilah realita politik dunia yang seharusnya dipahami AS.

Arogansi kaum liberal

Jika dilihat dari perspektif realisme secara keseluruhan, rencana mewesternisasikan Ukraina dengan memasukannya ke dalam NATO, menyulut demokratisasi lewat revolusi oranye tahun 2004, atau menggabungkannya ke dalam Eastern Partnership Initiative oleh EU pada 2008, merupakan pola pikir arogan kaum liberal dalam memahami konteks dunia yang anarki.

Bagi neorealis seperti John Mersheimer, kengototan AS menyebarkan demokrasi ke seluruh pojok dunia dan memaksakannya ke setiap negara hanyalah upaya yang sia-sia.

Baca juga: NATO Mulai Latihan Nuklir 1.000 Km dari Perbatasan Rusia

Justru dengan memaksakan logika bahwa sistem demokrasi liberal adalah yang terbaik dibanding yang lain, secara tidak langsung hal itu telah menyerang keyakinan atas human nature kaum liberal sendiri untuk selalu toleran pada setiap perbedaan.

Lebih jauh mengenai hal ini Anda dapat berturut-turut menyaksikan seminar John Mearsheimer di Youtube yang dia sampaikan di Universitas Yale dengan judul The Roots of Liberal Hegemony, The False Promise of Liberal Hegemony, dan The Case for Restraint.

Resep kebijakan luar negeri yang salah

Di samping itu, menurut Mearsheimer, berkerasnya AS untuk merangkul Ukraina ke dalam NATO, padahal Ukraina bukanlah inti kepentingan strategis mereka, menunjukan kesalahan AS dalam merumuskan kebijakan luar negerinya.

Karena jika dilihat dari segi apapun, tidak ada kepentingan yang mendesak untuk menjadikan Ukraina sebagai anggota. Sekalipun Ukraina bergabung menjadi anggota NATO, itu akan sia-sia saja. NATO tidak akan berani mengambil langkah gegabah dengan memerangi Rusia dalam perang terbuka, alih-alih hanya proxy war belaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com