Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa di Jerman di Ambang Kemiskinan

Kompas.com - 01/11/2022, 09:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Julia Giessler/DW Indonesia

BONN, KOMPAS.com - Bagi Melissa, memasak untuk dirinya sendiri kini menjadi sebuah kemewahan. Mahasiswa psikologi berusia 23 tahun itu lebih memilih makan di kafetaria kampusnya di Kota Bonn, Jerman.

"Kamu bisa makan siang di sana seharga 2 euro hingga 3 euro (sekitar Rp 30.000 hingga Rp 45.000)."

Hidup hemat bukanlah hal baru bagi Melissa. Selama masa studi, anggaran belanja mingguannya adalah 25 euro (sekitar Rp 380.000). Namun, kini kenaikan harga membuat itu tidak cukup.

 Baca juga: Jerman Negara Kaya, Apa Indikator Orang Miskin di Sana?

"Saya kini perlu di 35 euro hingga 40 euro (Rp 533.000 hingga Rp 609.000) seminggu jika saya benar-benar membeli bahan makanan untuk dimasak di rumah."

"Kamu benar-benar menyadarinya saat melihat dompetmu."

Melissa menerima 750 euro (sekitar Rp 11,4 juta) sebulan dalam program tunjangan negara bagi mahasiswa (BAföG), dan orangtuanya memberikan 219 euro (sekitar Rp 3,3 juta) yang didapat dari program tunjangan anak, tapi dari hampir 1.000 euro (sekitar Rp 15,2 juta) itu, sekitar 400 euro (sekitar Rp 6 juta) digunakan untuk sewa kamar seluas 15 meter persegi di sebuah apartemen yang disewa secara bersama-sama di Bonn.

"Makanan adalah hal pertama yang saya hemat," katanya kepada DW. "Saya hanya punya kentang, quark, dan daging filet vegetarian."

Sebesar 300 euro (sekitar Rp 4,5 juta) dibayarkan ketika biaya administrasi universitasnya jatuh tempo pada awal semester.

Inflasi dan krisis energi melanda kaum muda

Menurut laporan kemiskinan tahun ini, hampir satu dari tiga mahasiswa di Jerman hidup di bawah garis kemiskinan.

"Situasinya bisa menjadi lebih buruk dengan tingkat inflasi saat ini dan krisis energi yang akan datang," kata Andreas Aust, seorang pekerja sosial dari Asosiasi Kesejahteraan Paritas Jerman.

"Orangtua sekarang juga akan merasa jauh lebih sulit untuk membiayai anak-anak mereka," katanya. "Tunjangan negara untuk mahasiswa tidak hanya terlalu rendah, tetapi masalah utamanya adalah pembagiannya. Sangat sedikit mahasiswa yang menerima manfaat ini."

Faktanya, hanya satu dari sembilan mahasiswa yang benar-benar merasakan manfaatnya, dari hampir 3 juta mahasiswa di Jerman yang menerima tunjangan negara.

Menurut definisi, dukungan tersebut harus memungkinkan siapa pun, terlepas dari situasi sosial ekonomi mereka, untuk mengejar pendidikan.

Tunjangan maksimal masih di bawah garis kemiskinan

Pemerintah Jerman kini telah memberlakukan kenaikan tunjangan dasar untuk mahasiswa sebesar 5,75 persen mulai semester musim dingin 2022/23, serta menyesuaikan batas pendapatan bagi orangtua mahasiswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com