Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Hantam Konser di Myanmar, 50-100 Orang Tewas

Kompas.com - 25/10/2022, 08:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

HPAKANT, KOMPAS.com - Serangan udara yang menargetkan sebuah konser di Myanmar menewaskan antara 50 hingga 100 orang pada Minggu (23/10/2022) malam waktu setempat.

Konser ini digelar oleh kelompok etnis minoritas yang berkonflik dengan junta militer penguasa Myanmar saat ini.

Insiden terjadi di negara bagian Kachin, menewaskan warga sipil, penyanyi lokal, dan perwira Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), lapor media-media setempat mengutip saksi yang berkata bahwa tiga pesawat melakukan serangan itu.

Baca juga: Bom Meledak di Penjara Myanmar, 8 Orang Tewas

Adapun serangan ini belum dikonfirmasi oleh militer Myanmar, menurut laporan dari Reuters pada Senin (24/10/2022).

Juru bicara junta militer tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar, dan televisi pemerintah tidak menyebutkan insiden itu dalam buletin berita malamnya pada Senin (24/10/2022).

Serangan udara terjadi di wilayah A Nang Pa di kotapraja Hpakant dan menewaskan sedikitnya 50 orang, kata BBC Burma.

Sementara itu, situs berita Irrawaddy menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 100. Reuters belum dapat memverifikasi angka-angka tersebut.

Myanmar dilanda pertempuran sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih awal tahun lalu. Gerakan perlawanan yang beberapa di antaranya bersenjata bermunculan di seluruh negeri, dan dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan.

Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan, serangan itu menargetkan perayaan 62 tahun berdirinya sayap politik tentara Kachin yaitu Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).

Baca juga:

"Ini adalah tindakan sangat jahat yang juga dapat dianggap sebagai kejahatan perang," katanya melalui telepon.

Sejak kudeta Myanmar, konflik terbuka kembali antara tentara Myanmar dan KIA yang merupakan rival berat.

KIA selama 60 tahun terakhir memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi rakyat Kachin. KIA juga menyuarakan dukungan untuk perlawanan anti-junta.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Hukuman Penjara Aung San Suu Kyi Ditambah 3 Tahun Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com