Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat dari India Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut di Gambia, Apakah Beredar di Indonesia?

Kompas.com - 17/10/2022, 19:31 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

Salah satu analisis industri farmasi India menunjukkan kekurangan dana dari badan pengawas dan interpretasi peraturan yang lemah sebagai masalah utama, dengan kurangnya minat untuk memastikan standar kemurnian dipatuhi.

Baca juga: Ketika Rumah Sakit di Sri Lanka Kosong karena Kekurangan Obat dan Dokter...

Aktivis kesehatan masyarakat India Dinesh Thakur, juga menyoroti hukuman yang relatif ringan di negara Asia Selatan itu terkait pelanggaran melanggar standar kualitas. Dendanya hanya 242 dollar AS atau sekitar Rp3,7 juta dengan ancaman hukuman penjara hingga dua tahun.

Itu pun, kata dia, diterapkan ketika "seseorang dapat menunjukkan hubungan sebab akibat secara langsung antara obat dengan kematian, ini adalah norma hukumannya."

Selain itu, badan nasional yang mengatur obat-obatan di India, termasuk untuk vaksin, tidak sesuai dengan standar WHO.

"Ini dapat menyebabkan kontrol pengawasan yang tidak konsisten atas kegiatan manufaktur farmasi," kata Leena Menghaney, dari badan amal medis Médecins Sans Frontires (MSF).

Baca juga: Sri Lanka Kekurangan Obat-obatan, Dokter: Hukuman Mati untuk Rakyat

Haruskah pengujian dilakukan di Gambia?

Kementerian Kesehatan India di Delhi telah meluncurkan penyelidikan, tetapi menurut mereka, adalah "praktik biasa jika negara pengimpor menguji produk-produk impor ini... dan memastikan kualitasnya".

Akan tetapi, direktur eksekutif badan pengawas obat Gambia, Markieu Janneh Kaira, mengatakan pihaknya memprioritaskan pemeriksaan obat malaria, antibiotik dan obat penghilang rasa sakit, daripada sirup obat batuk.

BBC telah menghubungi badan tersebut untuk meminta klarifikasi, namun tidak mendapat respons.

Presiden Gambia Adama Barrow mengatakan "akan mencari akar masalah" yang menjadi penyebab tragedi tersebut, dan mengumumkan dibentuknya laboratorium nasional untuk memeriksa kualitas dan keamanan obat dan makanan.

Baca juga: Dokter Sri Lanka Terpaksa Bekerja Minim Listrik dan Obat akibat Krisis: Seperti Mimpi Buruk

Gambia akan "membangun perlindungan untuk menghilangkan impor obat-obatan di bawah standar", tambahnya.

MSF menginginkan negara-negara dengan kapasitas pengujian yang memadai untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah seperti Gambia.

"Ini bukan tentang tanggung jawab negara pengimpor saja," kata Menghaney.

Di Nigeria, Badan Pengawasan dan Pengawasan Obat dan Makanan Nasional sekarang meminta semua pengiriman impor obat-obatan untuk diurus oleh agen yang disetujui sebelum meninggalkan India.

 

 

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com