Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Syariah Pertama di Australia Segera Dibuka, Umat Muslim Antusias

Kompas.com - 13/10/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan warga Muslim di Australia seperti Reem dan Fouad Alameddine, bisa membeli rumah bagaikan mimpi yang tidak akan pernah tercapai.

Dalam ajaran agama Islam, membayar atau mendapatkan bunga adalah hal yang dilarang, sehingga membayar hipotek tidak masuk pilihan.

Dengan demikian, pasangan tersebut harus menyewa rumah selamanya.

Baca juga: Bank Dunia dan IMF Ingatkan Lagi soal Ancaman Resesi Global 2023

"Yang paling sulit dari (menyewa rumah) adalah ketidakpastiannya," kata Reem.

"Juga bagaimana kita tidak bisa merenovasi rumah yang cocok untuk jumlah anggota keluarga," sambungnya.

Keinginan mereka untuk memiliki rumah namun bisa cepat terealisasi setelah Otoritas Regulasi Prudensial Australia (APRA) mengesahkan lisensi bank syariah pertama di Australia.

Bank Islam Australia akan menguji produknya di Australia, termasuk pembiayaan pembelian rumah, tabungan, dan rekening harian untuk beberapa nasabah, sebelum peluncuran resmi ke publik.

Fouad Alameddinedan keluarganya berada di antara ribuan orang yang menunggu diresmikannya Bank Islam Australia.ABC INDONESIA Fouad Alameddinedan keluarganya berada di antara ribuan orang yang menunggu diresmikannya Bank Islam Australia.

Baca juga: Krisis Lebanon, Nasabah Bawa Pistol dan Granat untuk Tarik Uang dari Bank

"Ini tentunya memberi kami harapan bahwa suatu hari kami bisa membeli rumah impian kami dan tidak harus menyewa dan berpindah-pindah," kata Reem.

Pasangan tersebut kini tinggal di rumah sewa di daerah Condell Park, Sydney, dengan keempat anaknya.

Reem mengatakan, keseringan pindah rumah menjadi beban berat baginya.

"Kami sudah menikah 12 tahun. Saya kira dalam 12 tahun, kamis sudah pindah rumah delapan sampai sembilan kali. Kami butuh stabilitas dalam hidup," katanya.

Baca juga: Parahnya Krisis Ekonomi Lebanon, Mantan Pejabat Ikut Menduduki Bank, Putus Asa Ingin Ambil Uang Sendiri

Bagaimana prosedurnya?

Bank Islam Australia akan menjadi pertama sejenisnya yang dibuka di negara tersebut.ABC INDONESIA Bank Islam Australia akan menjadi pertama sejenisnya yang dibuka di negara tersebut.

CEO Bank Islam Australia Dean Gillespie mendeskripsikan skema pembiayaan pembelian rumah sebagai model kepemilikan bersama, di mana nasabah dikenakan biaya sewa dari properti untuk membeli saham kepemilikan bank, bukan bunga.

"(Nasabah) bisa mulai dengan deposit 20 persen yang artinya mereka sudah bisa memiliki 20 persen rumahnya dan bank akan memiliki 80 persen sisanya," katanya.

"Yang bisa dibeli (nasabah) adalah saham dari properti tersebut dari waktu ke waktu," sambungnya.

Sementara nasabah membayar sewa, saham mereka untuk properti itu juga naik, sampai mereka menjadi pemilik seutuhnya.

Baca juga: Cerita Pria Tarik Uang Rp 25 Miliar dari ATM Tanpa Terdeteksi Bank

CEO Bank Islam Australia Dean Gillespie.ABC INDONESIA CEO Bank Islam Australia Dean Gillespie.

Sesuai dengan hukum Islam, bank juga dilarang berhubungan dengan beberapa industri berbau judi, alkohol dan pornografi.

Dean mengatakan badan tersebut akan mengambil langkah maju dan menolak berbisnis dengan perusahaan besar yang rekam jejaknya bermasalah.

"Kami mendengar cerita bagaimana ada orang yang menyimpan uang di bawah kasur atau dalam brankas di rumah karena mereka merasa tidak nyaman menyimpannya dalam sistem bank konvensional," katanya.

"Ini menjadi sesuatu yang kami harap bisa perbaiki," lanjutnya.

Baca juga: Gigih, Pria Ini Kirim 600 E-mail demi Diterima Kerja di Bank Dunia

Model ini juga telah mengundang ketertarikan nasabah non-Muslim.

"Kami terus dihubungi ekspatriat Australia yang tinggal di Timur Tengah dan sudah menggunakan produk keuangan syariah," katanya.

"Mereka ada di daftar tunggu kami dan mengatakan, 'kami suka saja dengan etika di balik produk ini'," tambahnya.

Dean mengatakan bank tersebut akan dibuka untuk publik pada 2024.

"Sudah ada enam atau tujuh bank yang berbeda di Inggris tapi tidak ada yang seperti ini di Australia," katanya.

Baca juga: 5 Bank Lebanon Dirampok Nasabah dalam Sehari, Publik Mendukung

Mengapa bunga dilarang?

Dr Ozalp mengatakan ada berbagai alasan mengapa Islam tidak mengizinkan transaksi bunga.ABC AUSTRALIA Dr Ozalp mengatakan ada berbagai alasan mengapa Islam tidak mengizinkan transaksi bunga.

Profesor Mehmet Ozalp, Direktur Pusat Studi Islam di Charles Sturt University mengatakan kepercayaan Islam melarang pembayaran atau penerimaan bunga karena tidak mungkin ada keadilan dalam suatu transaksi.

"Keadilan pembagian untung dan rugi adalah aspek penting dari keuangan Islam dan sistem bank," katanya.

"(Dengan adanya bunga), orang kaya akan menjadi lebih kaya dan yang miskin makin miskin uang hanya bergerak ke satu arah. Keberadaan bunga juga menghambat perdagangan. Islam mendorong umatnya unuk berdagang, bukan mengumpulkan bunga," sambungnya.

Menurut sensus terbaru, terdapat lebih dari 813.000 umat Muslim di Australia, atau setara dengan 3,2 persen dari total populasi.

Baca juga: Penyanderaan Bank oleh Nasabah Terjadi di Mana-mana, Bank-bank Lebanon Akan Ditutup

Profesor Mehmet mengatakan beberapa orang Islam mungkin tidak mengikuti ajaran bunga bank.

"Beberapa umat (Muslim) tidak keberatan mereka pergi ke bank (konvensional). Mereka tidak peduli dilarang atau tidak. Sementara yang lain mencari alternatif," katanya.

Walau pemberi pinjaman bukan bank yang menawarkan jasa keuangan halal sudah ada di Australia, bank baru ini akan menjadi yang pertama untuk jenisnya.

Profesor Mehmet mengatakan pembangunan beberapa bank syariah akan menguntungkan nasabahnya.

"Pada 2024, akan ada satu juta Muslim di Australia. Perlu ada kompetisi dalam ruang bank dan keuangan syariah supaya mereka bisa mendapatkan tawaran dan pelayanan terbaik di bidangnya," katanya.

Baca juga: Penarikan Uang Dibatasi, Warga Lebanon Sandera Pegawai Bank dan Minta Tabungannya Dicairkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com