BEIJING, KOMPAS.com - Partai Komunis China yang berkuasa diperkirakan akan menyerahkan masa jabatan lima tahun ketiga kepada Xi Jinping, yang bisa disebut sebagai pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong pada 1970-an.
Keputusan, yang muncul setelah batas dua masa jabatan dihapuskan pada 2018, bisa semakin mempererat cengkramannya di China.
Ada juga kemungkinan bahwa Xi, 69 tahun, akan tetap berkuasa selama sisa hidupnya.
Langkah bersejarah ini dijadwalkan pada Kongres Partai Komunis di Beijing yang dimulai pada 16 Oktober - salah satu pertemuan terpenting dalam sejarah partai.
Xi Jinping saat ini memegang tiga posisi teratas, di China
Dia juga disebut sebagai Paramount atau Pemimpin Tertinggi.
Baca juga: Ini 4 Negara yang Memihak Rusia di Majelis Umum PBB Terkait Pencaplokan Ukraina, China Tak Termasuk
Sekitar 2.300 delegasi akan berkumpul di Aula Besar Rakyat Lapangan Tiananmen selama sekitar satu minggu.
Sekitar 200 dari mereka akan dipilih untuk bergabung dengan komite pusat partai, ditambah sekitar 170 anggota alternatif.
Panitia pusat akan memilih 25 orang untuk Politbiro partai. Dan Politbiro akan mengangkat anggota komite tetap Politbiro.
Itu adalah elit dari elit. Saat ini anggotanya ada tujuh, termasuk Sekretaris Jenderal partai Xi Jinping. Mereka semua laki-laki.
Tidak semua agenda terjadi di kongres itu sendiri. Komite pusat diharapkan bertemu sehari setelah kongres utama berakhir.
Baca juga: AS Terbitkan Strategi Keamanan Nasional Baru, China Masih Jadi Sasaran Utama
Xi Jinping akan memimpin ekonomi terbesar kedua di dunia dan salah satu kekuatan militer terbesarnya.
Beberapa analis mengatakan dia kemungkinan akan mendorong China ke arah sikap politik yang lebih otoriter dalam masa jabatan lima tahun ketiga.
"China di bawah Xi bergerak ke arah totaliter," kata Profesor Steve Tsang dari School of Oriental and African Studies (SOAS) Universitas London sebagaimana dilansir BBC.
"China di bawah Mao adalah sistem totaliter. Kami belum sampai di sana, tapi kita bergerak ke arah itu."