Keluarga mengatakan mereka menemukan tubuh Nika di kamar mayat, 10 hari setelah dia hilang.
Mereka juga hanya diizinkan oleh pihak berwenang untuk melihat wajah Nika selama beberapa detik, untuk mengidentifikasinya.
#Nika_Shakarami’s mother an interview with BBC Persian:
— Parham Ghobadi (@BBCParham) October 10, 2022
- Like Nika, I am against compulsory hijab
- My brother and sister’s interview with Iranian state TV was forced confession
-The footage below that Iranian state media showed isn’t Nika.#Mahsa_Amini
Atash juga mengatakan Garda Revolusi mengatakan kepadanya bahwa Nika berada dalam tahanan mereka selama lima hari, kemudian diserahkan kepada petugas penjara.
Baca juga: UPDATE Demo Kematian Mahsa Amini: 5 Fakta Terbaru dari Kedubes Iran di Indonesia
Nasrin Shakarami mengatakan Nika telah menghilang beberapa jam setelah menghadiri unjuk rasa yang terlihat dalam video di media sosial, dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu video menunjukkan seorang gadis berpakaian hitam berdiri di tempat sampah di jalan dan mengangkat jilbabnya yang terbakar.
Kerumunan di sekelilingnya terdengar meneriakkan "matilah diktator", merujuk pada Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir semua urusan di negara itu.
Video lainnya menunjukkan adegan yang sama dari sudut yang berbeda.
"Seperti Nika, saya juga menentang wajib memakai jilbab sejak saya masih kecil. Tapi, generasi saya tidak cukup berani untuk memprotes," kata ibunda Nika kepada BBC Persia.
"Orang-orang seusia saya menerima penindasan, intimidasi, dan penghinaan selama bertahun-tahun, tetapi putri saya memprotes dan dia berhak melakukannya," ucap dia.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Berlanjut, Dipimpin Siswi Sekolah
Generasi Z yang didefinisikan lahir antara 1997 dan 2012 diketahui telah berada di garis depan aksi unjuk rasa, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.
#Nika_Shakarami from another angle. pic.twitter.com/fegXE3RiNx
— Parham Ghobadi (@BBCParham) October 10, 2022
Mahsa Amini (22) tewas setelah ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar hukum ketat pemakaian hijab di Republik Islam itu. Dia disebut tak menggunakan jilbab dengan sempurna untuk menutupi rambut.
Pada kenyataannya, Nika bukan satu-satunya pendemo perempuan muda yang terbunuh selama kerusuhan.
Hadis Najafi (22) dilaporkan telah ditembak mati oleh pasukan keamanan saat melakukan protes di kota Karaj, sebelah barat Teheran, pada 21 September, kata keluarganya.
Gadis lainnya, Sarina Esmailzadeh yang berusia 16 tahun, diduga meninggal setelah kepalanya dipukuli dengan tongkat oleh pasukan keamanan selama aksi demo di Karaj pada 23 September, menurut Amnesty International.
Pada Senin (10/10/2022), organisasi Masyarakat Iran untuk Melindungi Hak Anak melaporkan bahwa total 28 anak tewas selama protes.
Banyak anak lain telah ditangkap dan ditahan di pusat-pusat penahanan, kata kelompok itu.
Baca juga: Bikin Lagu Dukung Protes Kematian Mahsa Amini, Penyanyi Iran Shervin Hajipour Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.