KYIV, KOMPAS.com - Rusia kembali melancarkan serangan rudal ke ibu kota Ukraina, Kyiv, dan kota-kota lain selama dua hari berturut-turut pada Senin-Selasa (10-11/10/2022) dalam serangan paling gencar belakangan ini.
Sementara itu, bunyi sirene meraung-raung di Ukraina tengah serangan rudal Rusia itu.
Dengan gempuran terbaru ini, penduduk di seluruh wilayah Ukraina diperintahkan untuk tidak mengabaikan sirene peringatan dan selanjutnya berlindung di ruang bawah tanah.
Di antara sasaran yang diserang Rusia adalah empat pembangkit listrik di Lviv.
Menurut Wali Kota Lviv, Andriy Sadovyi, situasi di Lviv barat "parah" sesudah fasilitas-fasilitas energi itu dirudal. Serangan ini menyebabkan jaringan listrik dan air putus.
Ditambahkan Sadovyi, Lviv menampung sekitar 150.000 pengungsi dalam negeri Ukraina sejak invasi Rusia dan lebih dari 11.000 warga mengalami luka, tetapi Rusia tetap menyerang Lviv.
Kota lain di Ukraina yang diserang adalah Zaporizhzhia. Kota ini dihantam dengan 12 rudal.
Seorang pria di sebuah penyalur mobil dilaporkan tewas.
Kini warga di ibu kota Ukraina, Kyiv, berusaha membiasakan diri lagi dengan situasi baru, yakni potensi serangan bertubi-tubi sesudah beberapa bulan terakhir tidak mengalami serangan Rusia, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di Kyiv, Paul Adams.
Pada Senin (10/10/2022), gelombang serangan menghantam banyak kota mulai dari Kyiv, Lviv di wilayah barat, hingga Kharkiv di timur dan Odesa di bagian selatan.
Sekurang-kurangnya 19 orang meninggal dunia dalam serangan pada Senin.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, gelombang serangan itu dilakukan sebagai balasan atas peledakan jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Crimea yang dicaploknya.
Baca juga: Rusia Golongkan Meta sebagai Organisasi Teroris dan Ekstremis
Bagi orang-orang yang berada di Ukraina, ketika mulai invasi Rusia skala penuh pada 24 Februari, muncul perasaan bahwa mereka telah mengetahui atau mengalaminya, lapor Paul Adams.
Warga dianjurkan berada di ruang bawah tanah sebanyak mungkin sebab serangan-serangan lanjutan dengan menggunakan rudal dan drone diperkirakan akan terus dilancarkan.
Tapi situasi kali ini juga berbeda.