Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Anggota NATO Bakal Gelar Latihan Nuklir Terlepas dari Peringatan Putin

Kompas.com - 12/10/2022, 07:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BRUSSEL, KOMPAS.com – Sebanyak 14 negara anggota NATO akan melangsungkan latihan nuklir yang telah lama direncanakan pada pekan depan.

Mereka dilaporkan akan tetap melakukan latihan tersebut meski terjadi peningkatan ketegangan terkait perang di Ukraina dan ada desakan dari Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia tidak sekadar menggertak ketika mengatakan akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan wilayah Rusia.

Latihan bertajuk “Steadfast Noon” alias “Siang yang Tegar” itu diadakan setiap tahun dan biasanya berlangsung selama sekitar sepekan.

Baca juga: Presiden Korea Selatan: Senjata Nuklir Korea Utara Tak Punya Manfaat Apa-apa

Latihan itu melibatkan jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir, meski tidak melibatkan bom langsung.

Jet konvensional, pesawat pengintai, dan pesawat pengisian bahan bakar juga secara rutin terlibat dalam latihan.

Diberitakan Associated Press (AP), sebanyak 14 dari 30 negara anggota NATO akan ikut serta dalam latihan yang direncanakan sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu.

Bagian utama manuver latihan akan dilakukan lebih dari 1.000 kilometer dari wilayah Rusia, kata seorang pejabat NATO.

“Jika kita membatalkan latihan nuklir yang rutin dan sudah lama direncanakan sekarang gara-gara perang di Ukraina, hal itu dikhawatirkan akan mengirimkan sinyal yang sangat salah,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan pada malam pertemuan menteri-menteri pertahanan NATO di Brussel, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Rudal Nuklir Taktis Korea Utara

“Perilaku NATO yang tegas dan dapat diprediksi, kekuatan militer kita, adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi,” ucap dia.

“Jika sekarang kami menciptakan alasan untuk memancing kesalahpahaman, kesalahan perhitungan Moskwa atas kesediaan kami untuk melindungi dan membela semua sekutu, kami akan berisiko meningkatkan eskalasi,” jelas Stoltenberg.

Dengan mundurnya tentara Rusia di bawah pukulan pasukan Ukraina yang dipersenjatai dengan senjata-senjata Barat, Putin telah meningkatkan pertaruhannya dengan mencaplok empat wilayah Ukraina dan mengumumkan mobilisasi parsial 300.000 pasukan cadangan untuk menopang garis depan Rusia yang tengah runtuh.

Dengan berantakannya rencana perang Rusia, Putin telah berulang kali mengisyaratkan bahwa ia dapat menggunakan senjata nuklir untuk melindungi perolehan Rusia selama perang.

Ancaman itu juga ditujukan untuk menghalangi negara-negara NATO mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.

Sebagai organisasi, NATO tidak memiliki senjata apa pun.

Senjata nuklir yang secara nominal dikaitkan dengan NATO masih berada di bawah kendali kencang tiga negara anggotanya. Itu adalah AS, Inggris, dan Perancis.

Para menteri pertahanan dari Kelompok Perencanaan Nulir rahasia aliansi itu telah dijadwalkan akan bertemu pada Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Kim Jong Un Bersumpah Perkuat Operasi Nuklir, Tak Mau Berdialog dengan Musuh

Stoltenberg menggambarkan retorika nuklir Putin sebagai hal yang “berbahaya dan sembrono”.

“(Para sekutu) juga telah menyampaikan dengan jelas kepada Rusia bahwa jika Rusia menggunakan senjata nuklir dengan cara apapun maka akan menyebabkan konsekuensi yang parah,” ucap dia.

“Kami memantau dengan cermat kekuatan nuklir Rusia. Kami belum melihat adanya perubahan dalam sikap Rusia, tetapi kami tetap waspada,” ungkap Stoltenberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com