TEHERAN, KOMPAS.com - Demo kematian Mahsa Amini di Iran masih berlanjut, dan kini dipimpin oleh para siswi sekolah.
Para pelajar perempuan Iran maju dengan melepas jilbab mereka, melakukan demonstrasi sporadis yang menentang tindakan keras mematikan oleh pasukan keamanan.
Mahsa Amini (22) meninggal beberapa hari setelah polisi moral Iran menahannya pada September 2022, karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian untuk wanita di negara itu.
Baca juga: Mahasiswa Iran Demo Tindakan Keras Aparat Sikapi Protes Kematian Mahsa Amini
Kemarahan berkobar di pemakamannya dan menyebar menjadi gelombang protes terbesar di Iran dalam hampir tiga tahun. Aparat keamanan lalu menindak keras demonstran, berujung tewasnya puluhan korban dan ditangkapnya ratusan orang.
Kantor berita AFP melaporkan, para mahasiswa berunjuk rasa pada akhir pekan kemudian dihadang polisi anti huru hara. Mereka dipojokkan di tempat parkir bawah tanah Universitas Teknologi Sharif yang terkenal di Teheran, lalu dibawa pergi.
Para siswi selanjutnya mengambil alih demonstrasi di seluruh negeri, meneriakkan slogan-slogan anti-rezim, dan mengolok-olok pemimpin tertinggi Iran.
"Matilah diktator," sekelompok gadis tanpa alas kaki terdengar berteriak mengacu pada pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, ketika mereka memaksa seorang pria yang dilaporkan sebagai kepala sekolah keluar dari sekolah di Karaj, barat Teheran, pada Senin (3/10/2022) di video diverifikasi oleh AFP.
Protesting students, chasing away an #Iranian official from their school, shouting: Shame on you…October 3rd… #MahsaAmini pic.twitter.com/eFmRhvaN2H
— Rana Rahimpour (@ranarahimpour) October 3, 2022
Baca juga:
Sekelompok gadis lain meneriakkan "Woman, Life, Freedom!" saat mereka melewati kawasan Karaj di Gohardasht.
"Ini benar-benar pemandangan yang luar biasa. Jika protes ini akan mencapai sesuatu, itu karena para siswi," tulis Esfandyar Batmanghelidj dari situs berita dan analisis Bourse & Bazaar.
Para siswi juga terlihat meninggalkan ruang kelas lalu melakukan protes flash-mob untuk menghindari deteksi, dalam video lain yang beredar secara online.
Sekelompok gadis lainnya yang riuh berteriak "Pergilah, Basiji" (pasukan paramiliter) pada seorang pria yang berdiri di podium Kota Shiraz, dalam video yang dibagikan oleh saluran media sosial 1500tasvir.
Namun, AFP tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.
Baca juga: Pengakuan Keluarga Mahsa Amini: Dia Disiksa dan Dihina Sebelum Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.