Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2022, 21:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10/2022) menanggapi secara terbuka protes terbesar di Iran.

Dilansir AP, dia mengutuk apa yang disebutnya "kerusuhan" dan menuduh Amerika Serikat dan Israel merencanakan protes itu.

Kerusuhan, yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda dalam tahanan polisi moral Iran, berkobar di seluruh negeri selama minggu ketiga meskipun ada upaya pemerintah untuk menindak.

Baca juga: Jet Tempur India Kawal Pesawat Iran karena Ada Ancaman Bom, Ternyata Palsu

Pada hari Senin, Iran menutup universitas teknologi teratasnya menyusul kebuntuan selama berjam-jam antara mahasiswa dan polisi.

Ini menyusul pergerakan di institusi bergengsi itu menjadi titik nyala protes terbaru dan berakhir dengan ratusan anak muda yang ditangkap.

Berbicara kepada kader mahasiswa polisi di Teheran, Khamenei mengatakan dia “sangat sedih” dengan kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi, menyebutnya sebagai “insiden tragis.”

Namun, dia mengecam protes tersebut sebagai plot asing untuk mengacaukan Iran, menggemakan komentar pihak berwenang sebelumnya.

Baca juga: UPDATE Demo Iran: Khamenei Tuding AS dan Israel Kobarkan Kerusuhan

"Kerusuhan ini sudah direncanakan," katanya. “Kerusuhan dan ketidakamanan ini dirancang oleh Amerika dan rezim Zionis, dan karyawan mereka.”

Sementara itu, Universitas Teknologi Sharif di Teheran mengumumkan bahwa hanya mahasiswa doktoral yang diizinkan berada di kampus sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah berjam-jam kekacauan hari Minggu (2/10/2022).

Sejumlah saksi mata mengatakan pengunjuk rasa antipemerintah bentrok dengan mahasiswa pro-kemapanan.

Para saksi, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut, mengatakan polisi menahan ratusan mahasiswa di kampus dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.

Asosiasi mahasiswa mengatakan petugas berpakaian preman mengepung sekolah dari semua sisi ketika protes mengguncang kampus setelah malam tiba dan menahan sedikitnya 300 siswa.

Petugas berpakaian preman memukuli seorang profesor dan beberapa pegawai universitas, tambah asosiasi itu.

Baca juga: UPDATE Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, 92 Orang Tewas

Kantor berita IRNA yang dikelola negara berusaha untuk mengaburkan kekerasan, melaporkan "pengumpulan protes" terjadi tanpa menimbulkan korban.

Tetapi juga dikatakan bahwa polisi membebaskan 30 siswa dari tahanan, mengakui banyak dari mereka yang terjerat jaring secara tidak sengaja ketika mereka mencoba pulang.

Tindakan keras itu pun telah memicu reaksi pada hari Senin di dalam dan luar negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com