Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Demo Kematian Mahsa Amini: 5 Fakta Terbaru dari Kedubes Iran di Indonesia

Kompas.com - 07/10/2022, 21:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Iran di Indonesia pada Jumat (7/10/2022) membeberkan perkembangan terkini dan sejumlah fakta terkait demonstrasi setelah kematian Mahsa Amini.

Dalam siaran persnya, Kedubes Iran mengungkap antara lain kondisi negaranya saat ini, situasi di lokasi unjuk rasa, hingga penangkapan beberapa anggota kelompok teroris.

Berikut adalah lima kabar terbaru dari demo Iran.

Baca juga: Kronologi Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, 8 Malam Berturut-turut, 50 Orang Tewas

1. Aturan berdemonstrasi di Iran

Foto yang diperoleh AFP di luar Iran pada 21 September 2022 menunjukkan para demonstran Iran turun ke jalan-jalan di Teheran selama aksi protes setelah Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi. Aksi protes menyebar ke 15 kota di seluruh Iran atas kematian Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral negara itu.AFP Foto yang diperoleh AFP di luar Iran pada 21 September 2022 menunjukkan para demonstran Iran turun ke jalan-jalan di Teheran selama aksi protes setelah Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi. Aksi protes menyebar ke 15 kota di seluruh Iran atas kematian Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral negara itu.
Pada pasal 27 konstitusi Republik Islam Iran disebutkan, "Aksi demonstrasi dan pawai tanpa membawa senjata diizinkan dengan syarat tidak melanggar prinsip hukum yang berlaku. ]

Dengan demikian selama ini banyak aksi demonstrasi dan penyampaian aspirasi digelar oleh berbagai golongan masyarakat, LSM, dan serikat buruh. Mereka secara tertib menyampaikan kritik dan tuntutan. Aksi mereka tidak berujung pada kerusuhan.

2. Demo Iran dimanfaatkan oknum bayaran

Kedubes Iran menyebutkan, demonstrasi dua pekan terakhir di Iran keluar dari koridor hukum dan menjadi aksi kerusuhan yang menjadikan masyarakat Iran sebagai korban utamanya.

Aksi kerusuhan dengan alasan memprotes kematian Mahsa Amini membuat oknum bayaran dan teroris yang berafiliasi memanfaatkan kondisi untuk mengobarkan friksi, disintegrasi, dan menciptakan perpecahan di tengah masyarakat Iran.

"Mereka berusaha membuat fitnah dan mengadu berbagai etnis serta lapisan masyarakat dengan pemerintah, padahal kasus kematian Mahsa Amini tengah dikaji oleh pihak yang berwenang dan hasilnya akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang," kata Kedubes Iran.

Lebih lanjut disebutkan, kerusuhan dan aksi-aksi yang berujung pada gugurnya sejumlah aparat penegak hukum dan perusakan properti publik, atau slogan-slogan yang merusak struktur serta menghina kesucian agama yang terjadi selama beberapa hari terakhir bukan dalam koridor hukum, sehingga tidak dapat disebut sebagai aksi protes.

Baca juga:

Kedubes Iran mencontohkan, negara-negara yang mengeklaim kebebasan berpendapat dan demokrasi juga menindak aksi seperti ini;

Misalnya pada 25 September 2022 ketika para perusuh di Inggris dan Perancis dengan alasan protes dan menentang Pemerintah Iran, berencana menyerang tempat-tempat diplomatik Iran di London dan Paris. Mereka mendapat perlawanan dari pasukan anti huru-hara dan sejumlah dari mereka ditangkap.

3. Perintah Presiden Iran

Presiden terpilih baru Iran Ebrahim Raisi melambai pada akhir konferensi persnya di Teheran, Iran, Senin, 21 Juni 2021. AP PHOTO/VAHID SALEMI Presiden terpilih baru Iran Ebrahim Raisi melambai pada akhir konferensi persnya di Teheran, Iran, Senin, 21 Juni 2021.
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebutkan, kerusuhan yang terjadi menjelaskan harus ada perbedaan jelas antara protes dan kerusuhan.

Protes, kritik, dan ucapan yang menentang merupakan hal yang wajar dan harus didengar karena akan membantu pemerintah memperbaiki keadaan, tetapi kerusuhan dan mengganggu keamanan negara serta melanggar hak masyarakat merupakan hal yang tidak dapat diterima dengan cara apapun di mana pun di dunia.

4. Penangkapan anggota kelompok teroris

Dalam beberapa hari terakhir berbagai badan dan aparat keamanan Iran menangkap berbagai oknum serta anggota kelompok teroris yang disebut sebagai dalang kerusuhan di Iran:

  • 49 agen kelompok teroris MKO (Mojahedin-e-Khalq Organization) yang berbasis di Albania.
  • 77 anggota kelompok separatis Kurdistan termasuk tentara bayaran rezim Zionis Israel yang dikenal sebagai KOMALAH, DEMOKRAT, PAK, PJAK, dan kelompok yang berafiliasi dengan mereka ditangkap. Mereka bersekongkol untuk menyerang rakyat provinsi Kurdistan.
  • 5 anggota kelompok teroris takfiri (ISIS) yang membawa bahan peledak seberat 36 kg ditangkap. Mereka berusaha memanfaatkan momen kerusuhan untuk meledakkan bom di tengah guna menciptakan konflik.
  • 3 pemimpin Organisasi spionase Baha'I yang memprovokasi masyarakat untuk melakukan vandalisme dan perusakan tempat-tempat umum telah diamankan.

5. Upaya penyelidikan kematian Mahsa Amini

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyampaikan, sesuai aturan hukum yang berlaku, Iran akan secara serius menangani isu kematian Mahsa Amini.

Sistem peradilan Iran secara serius sedang menyelidiki masalah ini serta laporan ilmiah dan teknis dari kedokteran forensik akan segera diterbitkan terkait kematian Mahsa Amini.

Baca juga: Laporan Medis Mahsa Amini Keluar, Disebut Meninggal karena Sakit, Bukan dari Pukulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com