Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

200 Aktivis Lingkungan Tewas Dibunuh Sepanjang 2021, Terbanyak di Meksiko

Kompas.com - 30/09/2022, 16:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Sekitar 200 aktivis lingkungan dan pembela tanah tewas di seluruh dunia pada 2021, termasuk sekitar 54 di Meksiko, yang menempati posisi negara paling mematikan dalam laporan tahunan oleh organisasi non-pemerintah Global Witness yang dirilis Kamis (29/9/2022).

Ini adalah ketiga kalinya berturut-turut peningkatan jumlah aktivis tewas di Meksiko, dari 30 aktivis pada 2020. Secara keseluruhan, lebih dari tiga perempat pembunuhan aktivis itu terjadi di Amerika Latin, di mana Kolombia, Brasil, dan Nikaragua juga mencatat angka kematian dua digit.

"Sebagian besar kejahatan ini terjadi di tempat-tempat yang jauh dari kekuasaan dan dilakukan terhadap mereka, yang dalam banyak hal memiliki kekuasaan paling sedikit," kata laporan itu.

Global Witness dalam laporannya mencatat, "data kami tentang pembunuhan mungkin terlalu rendah, mengingat banyak pembunuhan tidak dilaporkan, terutama di daerah pedesaan dan di negara-negara tertentu."

Baca juga: Aktivis Lingkungan Aceh Farwiza Farhan Masuk Daftar Sosok Inspiratif TIME 2022

Banyak pembunuhan di Meksiko terkait pertambangan

Ayah aktivis lingkungan Tomas Rojo di depan makam anaknya di Potam, Meksiko.FERNANDO LLANO/AP/PICTURE ALLIANCE via DW Ayah aktivis lingkungan Tomas Rojo di depan makam anaknya di Potam, Meksiko.

27 kematian aktivis di seluruh dunia terjadi ketika korban melawan eksploitasi sumber daya dan dalam perselisihan tanah terkait pertambangan.

14 dari pembunuhan terkait pertambangan itu terjadi di Meksiko, diikuti oleh Filipina dengan enam kasus dan Venezuela dengan empat kasus.

Di negara bagian Jalisco, Meksiko barat, Jose Santos Isaac Chavez terbunuh pada April 2021. Dia mencalonkan diri untuk jabatan lokal dan telah menjadikan oposisi terhadap tambang yang sudah berjalan lama sebagai bagian sentral dari kampanyenya.

Beberapa hari sebelum pemilihan, dia ditemukan tewas di dalam mobilnya, yang telah didorong dari tebing.

Baca juga: Aktivis Perempuan Afghanistan: Hanya Tuhan yang Tahu Kekejaman Taliban yang Tak Dilaporkan

Tubuhnya menunjukkan bukti penyiksaan. Orang-orang bersenjata telah menyeretnya keluar dari rumahnya dan membawanya pergi dengan kendaraannya sendiri.

Itu juga terjadi dengan Tomas Rojo, yang menurut pihak berwenang dibunuh oleh geng narkoba lokal yang mengumpulkan uang dengan membuat pos-pos pemeriksaan informal di jalan-jalan.

Tahun 2020, Tomas Rojo memimpin serangkaian demonstrasi dan aksi pembangkangan sipil, termasuk blokade jalan selama berbulan-bulan yang menyebabkan kerugian besar untuk bisnis dan industri.

Mayat Tomas Rojo ditemukan Juli 2021 setengah terkubur di kota Vicam, beberapa minggu setelah dia dinyatakan hilang. Dia awalnya diidentifikasi oleh syal merah yang dia pakai saat meninggalkan rumah.

Identitasnya dikonfirmasi setelah dilakukan serangkaian tes DNA. Orang yang mengenal Tomas Rojo tidak percaya dia dibunuh karena soal uang.

Baca juga: Ulang Tahun Mantan Diktator Filipina Dijadikan Hari Libur, Aktivis Keras Menentang

Aktivis berperan penting melawan kerusakan ekologis

Di Republik Demokratik Kongo, delapan korban tewas di dalam Taman Nasional Virunga. Pada November, Kepala penjaga taman nasional Brigadir Etienne Mutazimiza Kanyaruchinya (48) tewas ketika sekitar 100 pria bersenjata berat, yang diduga mantan anggota kelompok pemberontak M23, menyerang sebuah pos patroli di dekat desa Bukima di Provinsi Kivu Utara, Kongo.

Taman Virunga adalah rumah bagi beberapa gorila gunung terakhir di dunia. Kelompok bersenjata seperti Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda, dikenal dengan akronim Perancis FDLR, Mai-Mai, dan M23 secara teratur bersaing untuk menguasai sumber daya alam Kongo timur.

"Aktivis dan komunitas memainkan peran penting sebagai garis pertahanan pertama melawan keruntuhan ekologis, serta menjadi pelopor dalam kampanye untuk mencegahnya,” kata Direktur Global Witness Mike Davis.

Global Witness meminta pemerintahan untuk menegakkan undang-undang yang melindungi aktivis dan melibatkan persetujuan dari kelompok adat, dan juga mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab di seluruh kawasan operasi mereka dan tidak menoleransi serangan terhadap aktivis pembela tanah.

Baca juga: Sejumlah Aktivis Kecam PBB Terlambat Keluarkan Laporan soal Uighur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com