NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Demo yang mengguncang puluhan kota di Iran atas kematian Mahsa Amini setelah ditangkap polisi moral adalah titik kritis bagi Iran.
Hal tersebut disampaikan seorang jurnalis Iran yang berbasis di AS sekaligus aktivis hak-hak perempuan, Masih Alinejad, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (27/9/2022).
“Bagi Republik Islam (Iran), pembunuhan Mahsa Amini menjadi titik kritis karena wajib jilbab bukan hanya selembar kain kecil,” kata Alinejad kepada Reuters di New York City, AS.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini Dipuji sebagai Revolusi oleh dan untuk Perempuan Iran
“Ini seperti Tembok Berlin. Dan jika wanita Iran berhasil meruntuhkan tembok ini, Republik Islam (Iran) tidak akan ada,” sambung Alinejad.
Mahsa Amini ditangkap polisi moral pada 13 September di Teheran karena dituduh tidak menutupi kepalanya dengan benar.
Tiga hari kemudian, Mahsa Amini diumumkan meninggal setelah mengalami koma di rumah sakit.
Baca juga: UPDATE Demo Iran: Putri Mantan Presiden Rafsanjani Ditangkap
Pengumuman kematian Mahsa Amini langsung memicu demonstrasi besar yang berlangsung selama berhari-hari. Bentrokan antara pedemo dan pasukan keamanan Iran terjadi di beberapa tempat.
“Gerakan ini adalah hasil dari 40 tahun perjuangan perempuan,” kata Alinejad.
“Saya merinding karena ketika saya meluncurkan kampanye menentang wajib hijab, saya tidak pernah berpikir bahwa ini akan terjadi selama saya masih hidup,” sambung Alinejad.
Baca juga: Begini Kondisi Warga Iran Saat Internet Dibatasi
Alinejad memulai kampanye media sosial pada 2014, mendorong wanita di Iran untuk berbagi potret diri tanpa jilbab, yang kemudian dia bagikan di halaman Facebook-nya.
Kematian Amini telah menuai kecaman internasional yang luas. Sementara itu, Iran menuding adanya “musuh asing” yang menggerakkan aksi demo yang berujung kerusuhan.
Teheran menuduh AS dan beberapa negara Eropa menggunakan kerusuhan untuk mencoba mengacaukan Iran.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Dipelopori Perempuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.