Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Perang, Rusia Raup Rp 2.350 Triliun Lebih dari Ekspor Energi

Kompas.com - 06/09/2022, 12:27 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Rusia dilaporkan telah meraup 158 miliar euro (sekitar 158 miliar dollar AS atau Rp 2.351,3 triliun) dari ekspor energi dalam enam bulan terakhir setelah melancarkan invasi ke Ukraina.

Uni Eropa (UE) menyumbang lebih dari setengah angka tersebut.

Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyerukan sanksi yang lebih efektif terhadap Rusia setelah invasi tersebut membuat harga minyak, gas, dan batu bara melonjak.

Baca juga: Beberapa Negara Asia Berburu Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Bagaimana Indonesia?

"Melonjaknya harga bahan bakar fosil berarti bahwa pendapatan Rusia saat ini jauh di atas tingkat tahun-tahun sebelumnya, meskipun ada pengurangan volume ekspor pada tahun ini," kata organisasi yang berbasis di Finlandia itu.

Harga gas alam baru-baru ini melonjak ke level rekor tertinggi di Eropa karena Rusia menghentikan pasokan.

Harga minyak mentah juga melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina.

"Ekspor bahan bakar fosil telah menyumbang sekitar 43 miliar euro untuk anggaran federal Rusia sejak awal invasi, membantu mendanai kejahatan perang di Ukraina," kata CREA, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Angka-angka tersebut menyangkut enam bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina mulai 24 Februari 2022.

Selama periode ini, CREA memperkirakan bahwa Uni Eropa adalah importir utama bahan bakar fosil dari Rusia, dengan nilai 85,1 miliar euro.

Baca juga: Rusia Tembaki PLTN, Zelensky: Bencana Nuklir Tinggal Selangkah Lagi

China menyusul dengan 34,9 miliar euro dan Turkiye 10,7 miliar euro.

Sementara UE telah menghentikan pembelian batu bara Rusia, Uni Eropa hanya secara progresif melarang minyak Rusia dan tidak menerapkan batasan apa pun pada impor gas alam, yang sangat bergantung padanya.

CREA mengatakan larangan Uni Eropa atas impor batu bara Rusia telah efektif.

Setelah larangan itu berlaku, ekspor batu bara Rusia turun ke level terendah sejak perang dimulai.

"Rusia gagal menemukan pembeli lain untuk menggantikan penurunan permintaan UE," kata CREA.

CREA menyerukan aturan dan penegakan yang lebih kuat mengenai ekspor minyak Rusia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com