Namun para pengamat memilihnya sebagai kandidat favorit untuk menang, karena dia telah menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun hubungan dengan asosiasi konstituensi dan tetap setia kepada Boris Johnson selama hari-hari tergelapnya waktu ia menjabat sebagai perdana menteri.
Dalam banyak hal, Truss tidak seperti kebanyakan anggota Tory lainnya.
Baca juga: Pemilihan PM Inggris, Liz Truss Calon Terdepan Gantikan Boris Johnson
Perempuan dengan nama lengkap Mary Elizabeth Truss itu lahir di Oxford pada tahun 1975.
Ia menyebut ayahnya yang merupakan seorang profesor matematika, dan ibunya seorang perawat, sebagai orang-orang berpaham "kiri".
Waktu Truss kecil, ibunya ikut serta dalam pawai Campaign for Nuclear Disarmament, organisasi yang keras menentang keputusan pemerintah Thatcher untuk memberi izin pemasangan hulu ledak nuklir AS di RAF Greenham Common, wilayah barat kota London.
Keluarga Truss pindah ke Paisley, tepat di sebelah barat Glasgow, ketika usianya empat tahun.
Berbicara dalam acara Profile di BBC Radio 4, adik laki-laki Truss mengatakan keluarganya senang bermain permainan papan, namun Truss muda benci kekalahan dan sering kabur daripada mengambil risiko tidak menang.
Keluarga itu kemudian pindah ke Leeds, tempat Truss bersekolah di Roundhay, sekolah menengah negeri. Ia bercerita tentang melihat "anak-anak yang gagal dan dikecewakan oleh ekspektasi yang rendah" selama waktunya di sana.
Beberapa mantan siswa seangkatan Truss di Roundhay membantah ceritanya tentang sekolah tersebut, termasuk jurnalis Guardian Martin Pengelly.
Pengelly menulis, "Barangkali dia secara selektif menceritakan pengalamannya, dan dengan santai menjelek-jelekkan sekolah dan guru yang telah mendidiknya, sekedar untuk keuntungan politik".
Seperti apa pun pendidikannya, Truss berhasil masuk Universitas Oxford, tempat ia belajar filsafat, politik, dan ekonomi serta aktif dalam politik mahasiswa, awalnya untuk Partai Demokrat Liberal.
Pada konferensi partai tahun 1994, dia berbicara mendukung penghapusan monarki.
Liz Truss berkata kepada para delegasi di Brighton, "Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua. Kami tidak percaya ada orang yang dilahirkan untuk memerintah".
Baca juga: Liz Truss Janji Kirim Lebih Banyak Senjata ke Ukraina jika Jadi PM Inggris
Di Oxford, Liz Truss pindah ke partai Konservatif.
Setelah lulus, ia bekerja sebagai akuntan untuk Shell, dan Cable &Wireless, dan menikah dengan sesama akuntan Hugh O'Leary pada tahun 2000. Pasangan itu memiliki dua anak.