Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Resmikan Kapal Induk Pertama Buatan Dalam Negeri, Mampu Angkut 30 Pesawat

Kompas.com - 02/09/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

NEW DELHI, KOMPAS.com – India resmi menugaskan kapal induk pertamanya yang dibangun dalam negeri, INS Vikrant, pada Jumat (2/9/2022).

Dengan ditugaskannya INS Vikrant di angkatan laut, India masuk dalam segelintir negara di dunia yang memiliki lebih dari satu kapal induk.

Penugasan INS Vikrant dilepas langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Modi di Galangan Kapal Cochin, Negara Bagian Kerala.

Baca juga: Kapal Induk Inggris Alami Kerusakan, Mogok Sebelum Dikirim ke AS

Modi mengatakan, kapal induk INS Vikrant telah memenuhi negara dengan kepercayaan diri yang baru, sebagaimana dilansir CNN.

“Tujuannya mungkin sulit. Tantangannya mungkin besar. Tetapi ketika India mengambil keputusan, tidak ada tujuan yang mustahil,” kata Modi, sebelum naik ke kapal induk INS Vikrant dan membentangkan bendera angkatan laut yang baru.

“Hingga saat ini kapal induk jenis ini hanya dibuat oleh negara maju. Saat ini, India dengan memasuki kelompok ini telah mengambil satu langkah lagi untuk menjadi negara maju,” sambung Modi.

Dia menambahkan, kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi prioritas keamanan utama untuk India.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan, Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS Berlayar ke Laut China Selatan dari Singapura

Akademisi dari S Rajaratnam School of International Studies di Singapura, John Bradford, mengapresiasi kelahiran kapal induk pertama buatan dalam negeri India.

Dia menuturkan, komitmen India terhadap kapal induk tersebut mencerminkan visi jangka panjang New Delhi untuk menjadi angkatan laut dengan kekuatan kelas dunia.

INS Vikrant memiliki bobot 40.000 ton, lebih kecil daripada kapal induk milik AS, China, dan Inggris.

Namun, kapal induk tersebut lebih besar dari Jepang. INS Vikrant memiliki desain geladak ski-ramp.

Baca juga: Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS Berlabuh di Singapura, Ini Alasannya

Di sisi lain, para analis memuji potensi dari INS Vikrant.

INS Vikrant mampu mengangkut hingga 30 pesawat dan beberaoa helikopter. Kapal induk tersebut juga memiliki sejumlah sistem pertahanan termasuk rudal permukaan ke udara.

Didukung dengan empat unit mesin turbin gas, INS Vikrant dapat berlayar dengan kecepatan 52 Kilometer (Km) per jam dengan jangkauan 13.890 Km.

“India mengirimkan pesan bahwa dia memiliki kekuatan, dia memiliki kapal indu. Dan oleh karena itu, mempunyau kekuatan udara untuk mendominasi jangkauan Samudera Hindia yang jauh,” kata Ajai Shukla, mantan perwira militer India yang menjadi analis pertahanan.

Shukla menuturkan, INS Vikrant didampingi kapal perusak dan fregat yang akan membentuk gugs tempurnya, memberi India pilihan lebih jauh juga.

Baca juga: Makin Perkasa, China Luncurkan Kapal Induk Ketiga, Dirancang dan Dibangun di Dalam Negeri

Chrisstella Efivania Rosaline AS kirim kapal induk ke perairan timur Semenanjung Korea untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun setelah Korea Utara dilaporkan siap melakukan provokasi uji coba nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com