KYIV, KOMPAS.com - Pemerintah Ukraina membagikan tablet yodium kepada warga di sekitar kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Ukraina melakukan hal tersebut dipicu oleh kekhawatiran tinggi tentang potensi kebocoran radioaktif di fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu. Tablet yodium dapat mencegah paparan radiasi nuklir.
Otoritas berwenang Ukraina mendistribusikan tablet yodium sebagai langkah antisipatif.
Baca juga: Peringatan Ukraina, Ada Risiko Kebocoran Radioaktif di PLTN Zaporizhzhia
Warga dapat menggunakan tablet yodium jika terpapar radiasi akibat kebocoran.
Saat ini, kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya radiasi nuklir dianggap sangat tinggi di sekitar PLTN Zaporizhzhia.
Perhatian besar diarahkan pada sistem pendingin reaktor nuklir PLTN.
Sistem itu membutuhkan daya untuk menjalankannya.
Sementara ini, PLTN sejak Kamis (25/8/2022) dimatikan karena terjadi kerusakan akibat kebakaran pada saluran transmisi. Kegagalan sistem pendingin dapat menyebabkan krisis nuklir.
Kantor berita Associated Press (AP) pada Sabtu (27/8/2022) melaporkan, potensi kebocoran radioaktif di PLTN Zaporizhzhia semakin besar karena wilayah tempat PLTN itu berada menjadi arena pertempuran artileri.
Kedua pihak yang bertarung, Rusia dan Ukraina, saling menyalahkan atas tembakan artileri, roket atau rudal, dan senjata berat lain yang menyasar wilayah tersebut.
Baca juga:
Ukraina mengatakan, pasukan Rusia menembaki daerah-daerah tepat di seberang sungai di dekat PLTN Zaporizhzhia.
Sedangkan Rusia mengeklaim bahwa tembakan artileri Ukraina menghantam sebuah bangunan yang menjadi tempat penyimpanan bahan bakar nuklir.
Serangan bertubi-tubi berpotensi merusak infrastruktur PLTN, seperti disampaikan operator PLTN Ukraina, Energoatom, Sabtu.
”Ada risiko kebocoran hidrogen, zat radioaktif, dan bahaya kebakaran. Akibat penembakan berkala, infrastruktur PLTN telah rusak, ada risiko kebocoran hidrogen dan percikan zat radioaktif, serta bahaya kebakaran tinggi,” kata Energoatom, sebagaimana diberitakan Al Jazeera, Sabtu.