Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Pasukan Chechnya yang Bertarung untuk Ukraina: Jika Menang, Rusia Tak Akan Berhenti

Kompas.com - 28/08/2022, 12:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

KYIV, KOMPAS.com - Pasukan dari Chechnya, republik yang dilanda perang di Rusia selatan, ternyata berpartisipasi di kedua sisi konflik di Ukraina.

Di masa awal perang Rusia-Ukraina pasukan Chechnya di bawah Ramzan Kadyrov banyak tampil menyatakan dukungannya untuk Rusia.

Kini relawan Chechnya pro-Kyiv mulai bersuara. Pasukan ini adalah mereka yang setia kepada Dzhokhar Dudayev, mendiang pemimpin Chechnya yang memimpin upaya republik untuk kemerdekaan dari Rusia.

Baca juga: Pemimpin Chechnya Tinggal Tunggu Perintah Putin untuk Ledakkan Barat

Mereka membentuk "Batalyon Dudayev" dan merupakan musuh bebuyutan pasukan Chechnya yang mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin, dan bergabung dengan Rusia dalam pengepungan selama berbulan-bulan di pelabuhan utama Ukraina di Mariupol dan titik nyala lainnya di Ukraina timur dan selatan.

Satu kelompok pendatang baru Chechnya, banyak di antaranya tinggal di Eropa Barat, sedang dilatih di lapangan tembak darurat di luar Kyiv sebelum menuju ke timur.

Pada sesi pelatihan Sabtu (27/8/2022), anggota baru yang semuanya pria Muslim berteriak “Allahu akbar!”, dengan mengangkat senapan ke udara sebelum diberikan kartu identitas militer yang diberikan kepada sukarelawan.

Setelah ini dan pelatihan lainnya di luar ibukota Ukraina, tentara Chechnya, dengan berbagai macam perlengkapan pelindung, akan menuju ke garis depan di Ukraina.

Mereka bersumpah untuk melanjutkan perang melawan Rusia yang berkecamuk selama bertahun-tahun di tanah air mereka di Kaukasus Utara.

Baca juga: Chechnya Siapkan 4 Batalyon Baru untuk Rusia, Isi Lagi Pasukan Putin dalam Perang di Ukraina

Para pejabat Ukraina mengatakan batalion Chechnya saat ini berjumlah beberapa ratus orang yang bertempur bersama militer negara itu, tetapi tidak secara resmi berada di bawah komando nasional.

Instruktur mengajari anggota batalion baru dasar-dasar pertempuran, termasuk cara menggunakan senjata, mengambil posisi menembak, dan cara bekerja dalam tim.

Pelatihnya termasuk veteran perang di Chechnya yang berakhir pada 2009. Beberapa bergabung di Ukraina setelah pertempuran melawan separatis yang didukung Rusia dimulai di Ukraina pada 2014.

Tor, seorang sukarelawan yang hanya meminta untuk diidentifikasi dengan nama panggilan medan perangnya, mengatakan bahwa dia tidak melihat perbedaan antara kedua konflik tersebut.

“Orang-orang harus mengerti bahwa kita tidak punya pilihan,” katanya berbicara dalam bahasa Inggris dan dengan wajah tertutup sebagaimana dilansir AP.

Baca juga: Sebagian Pasukan Chechnya Membelot Serang Tentara Rusia

“Jika mereka (pasukan Rusia) memenangkan perang ini, mereka akan terus berlanjut. Mereka tidak pernah berhenti. Negara-negara Baltik akan menjadi yang berikutnya, atau Georgia atau Kazakhstan. Putin secara terbuka, tentu saja, mengatakan dia ingin membangun kembali kekaisaran Soviet.”

Rusia melancarkan dua perang untuk mencegah Chechnya, provinsi yang sebagian besar Muslim, memperoleh kemerdekaan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Konflik pertama meletus pada 1994.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com