Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pasukan Chechnya Membelot Serang Tentara Rusia

Kompas.com - 20/06/2022, 17:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ZAPORIZHZHIA, KOMPAS.com – Sebagian pasukan Chechnya dilaporkan membelot dengan tidak menyerang tentara Ukraina, melainkan pasukan Rusia.

Islam adalah salah satunya yang mengaku bertindak demikian.

Dia adalah orang Chechnya yang bertempur dengan tentara Ukraina di dekat garis depan.

"Jika Rusia membawa saya, saya tidak akan ditukar. Mereka akan menyiksa saya kemudian menunjukkan saya di televisi," ungkap dia, dilansir dari AFP.

Baca juga: Peringatan Pemimpin Chechnya: Ukraina Beres, Polandia Selanjutnya

Pembangkang berusia 33 tahun itu adalah seorang pengungsi yang telah berada di Polandia selama hampir dua dekade, bergabung dengan batalion Sheikh Mansur pada bulan April 2022.

Didirikan pada 2014 setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia, battalion ini sebagian besar terdiri dari veteran perang Chechnya.

Namanya diambil dari komandan militer Chechnya abad ke-18 yang berperang melawan ekspansi Rusia di Kaukasus, sebuah pengingat bahwa kampanye kemerdekaan Chechnya bukanlah hal baru.

Beberapa ratus pria dengan kepala dicukur dan janggut panjang seperti Islam dilaporkan telah mengajukan diri untuk membantu Ukraina menangkis invasi Rusia.

Islam tidak mengungkapkan secara pasti berapa banyak pasukan yang ada di batalion atau di mana mereka ditempatkan.

Dia ingin merahasiakan identitas mereka karena takut akan pembalasan terhadap kerabat di Chechnya.

Karena tepat di seberang garis depan, ada orang-orang Chechnya yang setia kepada Kremlin yang melayani dengan "Kadyrovites", milisi Chechnya dengan reputasi jahat, dikerahkan bersama pasukan Rusia.

Baca juga: Ramzan Kadyrov, Pemimpin Chechnya sekaligus Sekutu Putin Siap Serang Polandia

Mereka dikatakan terdiri dari 8.000 pejuang -angka yang belum diverifikasi.

"Kami ingin menunjukkan bahwa tidak semua orang Chechen seperti mereka. Banyak dari kami melihat Rusia sebagai agresor dan penjajah," kata Islam saat sirene bom meraung.

Baginya, perang di Ukraina memiliki suasana deja vu.

"Ini seperti perjalanan ke masa lalu, kelanjutan dari apa yang dimulai di Kaukasus," katanya dengan tenang, turun dari van dengan kaca depan yang rusak dan pekerjaan cat semprot yang tergesa-gesa.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com