Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes China: AS-lah Penghasut Utama Perang di Ukraina

Kompas.com - 11/08/2022, 21:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com – Duta Besar China untuk Rusia Zhang Hanhui menuding AS sebagai penghasut utama dalam perang di Ukraina.

Hanhui mengatakan, AS memojokkan Rusia dengan cara ekspansi yang terus berulang dari aliansi pertahanan NATO.

“Sebagai pemrakarsa dan penghasut utama krisis Ukraina, Washington, sambil menjatuhkan sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, terus memasok senjata dan peralatan militer ke Ukraina,” kata Zhang dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Rusia TASS.

Baca juga: Makin Panas, Taiwan Tolak Satu Negara Dua Sistem China

“Tujuan utama mereka adalah untuk menguras dan menghancurkan Rusia dengan perang yang berlarut-larut dan sanksi besar,” sambung Zhang, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis (11/8/2022).

Dalam wawancara tersebut, Zhang mengatakan bahwa hubungan China-Rusia telah memasuki periode terbaik dalam sejarah.

“Ditandai dengan tingkat saling percaya tertinggi, tingkat interaksi tertinggi, dan kepentingan strategis terbesar,” ucap Zhang.

Baca juga: Bagaimana Taiwan Menghadapi Ancaman Militer China?

Sebelum perang pecah, ketika tank Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat berkunjung ke Beijing untuk bertemu Presiden China Xi Jinping pada Februari.

Dalam pertemuan tersebut, Putin dan Xi setuju untuk menjalin kemitraan tanpa batas.

Berbicara kepada TASS, Zhang turut mengecam kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa hari lalu.

Dia menambahkan, AS sedang mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin.

Baca juga: Ingin Saingi China, Biden Kucurkan Subsidi Besar ke Industri Semikonduktor AS

“Dan memprovokasi persaingan serta konfrontasi kekuatan besar,” ujar Zhang.

Zhang menambahkan, tidak mengintervensi urusan dalam negeri adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia.

Rusia berulang kali menyebut invasinya ke Ukraina sebagai operasi militer khusus.

Moskwa berdalih, serbuan ke Ukraina tidak hanya untuk menjaga keamanan dalam negeri, tetapi juga untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.

Baca juga: Dubes China: Perlu Banyak Hal Sebelum Perbaiki Hubungan Australia-Beijing

Berita video "Rusia Akan Bentuk Formasi Baru di Angkatan Darat, Relawan Dijanjikan Bonus Tinggi" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com