Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Kim Jong Un Pernah Demam Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 11/08/2022, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

PYONGYANG, KOMPAS.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un rupanya pernah mengalami demam selama pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dalam pidatonya pada Kamis (11/8/2022) yang diwartakan KCNA.

“Meskipun dia sakit parah dengan demam tinggi, dia tidak bisa berbaring sejenak untuk memikirkan rakyat yang harus dia jaga sampai akhir dalam menghadapi perang anti-epidemi,” ujar Kim Yo Jong.

Baca juga: Kim Jong Un Nyatakan Siap Bertempur Melawan AS

Korea Utara memilih kata “demam” dan bukan pasien virus corona karena kurangnya peralatan pengujian, sebagaimana dilansir BBC.

Korea Utara baru mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya pada Mei dan telah melaporkan sejumlah kasus demam dan kematian sejak saat itu.

Tetapi, banyak pihak yang meragukan laporan dari Korea Utara, terutama jumlah kematian yang rendah.

Di satu sisi, Kim Yo Jong menyatakan kemenangan yang cemerlang atas Covid-19 itu dan memuji kegigihan yang tak tergoyahkan dari Korea Utara, KCNA melaporkan.

Baca juga: Kim Jong Un Kecam Presiden Korea Selatan

Kim Yo Jong juga menyalahkan Korea Selatan atas wabah Covid-19 di negaranya. Dia menuturkan, Seoul mengirim selebaran yang terkontaminasi Covid-19 melintasi perbatasan.

Para aktivis di Korea Selatan memang mengirim selebaran menggunakan balon untuk melintasi perbatasan ke Korea Utara selama beberapa dekade, meskipun praktik itu dilarang tahun lalu.

Kim Yo Jong menyebut, pengiriman selebaran sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dia menambahkan, ada bahaya penyebaran penyakit menular melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi.

Baca juga: Kim Jong Un Siap Kerahkan Senjata Nuklir Korea Utara

Tak ada kasus baru

Korea Utara belum melaporkan dugaan kasus Covid-19 terbaru sejak 29 Juli. Tetapi, pengamat internasional mengatakan bahwa tingkat pengetesan di negara tersebut terbatas.

KCNA mengeklaim ada 4,8 juta infeksi sejak akhir April, tetapi hanya 74 kematian. Itu berarti, tingkat kematiannya hanya 0,002 persen, terendah di dunia.

Banyak ahli menganggap statistik yang dirilis Korea Utara tersebut sulit dipercaya.

Baca juga: Kim Jong Un: Bimbingan Partai Komunis Korsel adalah Pembuluh Darah Rakyat

Para ahli menuturkan, Korea Utara memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia dengan sedikit unit perawatan intensif dan tidak ada obat atau vaksin Covid-19.

Negara ini belum meluncurkan program vaksinasi apa pun selama pandemi.

Sebaliknya, pemerintah mengandalkan lockdown, perawatan rumahan, dan apa yang disebut Kim sebagai “sistem sosialis gaya Korea” yang menguntungkan.

Baca juga: Korut Tuduh AS Ciptakan NATO Asia demi Gulingkan Kim Jong Un

Berita video "Gaya Marah-marah, Kim Jong Un Jadi Sorotan" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com